Jajaran komisaris dan direksi PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA), perusahaan yang terafiliasi dengan grup bisnis Prajogo Pangestu, terpantau agresif mengakumulasi saham perseroan. Aksi korporasi ini memicu spekulasi mengenai optimisme internal terhadap prospek CDIA.
Andre Khor Kah Hin, yang menjabat sebagai Komisaris CDIA dan juga Komisaris PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA), memimpin aksi borong ini dengan membeli 15 juta lembar saham CDIA pada 18 Juli 2025. Transaksi dilakukan pada harga Rp 800 per saham, sehingga total nilai investasinya mencapai Rp 12 miliar. Tujuan dari pembelian ini adalah untuk investasi jangka panjang.
Sebelumnya, dua direktur CDIA juga telah melakukan pembelian saham dalam jumlah signifikan. Pada tanggal 17 Juli 2025, Presiden Direktur CDIA Fransiskus Ruly Aryawan dan Direktur Jonathan Kandinata masing-masing membeli 5 juta lembar saham pada harga yang sama, yaitu Rp 800 per saham. Investasi masing-masing mencapai Rp 4 miliar. Sebelum transaksi ini, baik Fransiskus maupun Jonathan tidak memiliki saham CDIA. Setelah pembelian, porsi kepemilikan mereka masing-masing menjadi 0,004%.
Saham CDIA sendiri telah menunjukkan kinerja yang impresif sejak melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Juli 2025. Harga penawaran umum perdana (IPO) saham CDIA adalah Rp 190 per saham. Hingga saat ini, saham tersebut telah melonjak 697% menjadi Rp 1.515 per saham.
Minat investor terhadap saham CDIA sangat tinggi, terutama di pasar reguler. Pada hari pertama perdagangan, antrean permintaan saham CDIA di harga ARA (Auto Rejection Atas) mencapai 125 juta lot atau setara dengan 12,5 miliar saham.
Diduga, seluruh transaksi pembelian saham oleh direksi dilakukan di pasar negosiasi. Broker Henan Putihrai Sekuritas (HP) tercatat sebagai fasilitator utama dalam transaksi pasar nego saham CDIA pada tanggal 17 Juli. HP diketahui merupakan salah satu underwriter dalam IPO CDIA.