Pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 membawa angin perubahan, namun juga kekhawatiran bagi para pedagang mobil bekas. Peluncuran mobil-mobil baru, termasuk BYD Atto 1 yang dibanderol Rp 195 juta, membuat mereka resah. Munculnya banyak merek dan model baru dari berbagai produsen, terutama dari China, semakin menambah kekhawatiran, apalagi jika harganya sangat kompetitif.
Beberapa penjual mobil bekas di WTC Mangga Dua, Jakarta Utara, mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap gempuran pemain baru di industri otomotif. Emi, seorang pedagang, cemas dengan makin banyaknya mobil baru yang menawarkan harga murah dengan fitur lengkap.
"Agak khawatir dengan mobil-mobil baru yang harganya terjangkau, tapi fiturnya lengkap. Misalnya, harga Rp 200 jutaan sudah dapat mobil baru dengan fitur mendekati mobil seharga Rp 300 juta ke atas. Ini membuat kami kurang diminati," ujarnya.
Emi mengatakan akan mengamati animo masyarakat terhadap mobil-mobil baru tersebut. "Kita lihat dulu animonya. GIIAS baru hari pertama, nanti akan terlihat bagaimana animonya. Kalau ramai, ya kita khawatir," tambahnya.
Senada dengan Emi, Roy juga mengungkapkan kekhawatirannya. Harga mobil baru yang semakin murah dengan fitur yang setara mobil mahal, seperti BYD Atto 1, membuatnya khawatir karena banyak orang akan beralih membeli mobil baru.
"Ada kekhawatiran, karena kalau harganya Rp 150 juta hingga Rp 200 juta, tapi dapat fitur mobil seharga Rp 300 juta ke atas, ya bagaimana orang tidak tertarik," kata Roy.
Namun, Roy menekankan bahwa merek atau brand tetap menjadi pertimbangan penting. Pemain baru seringkali belum memiliki pengalaman yang cukup. "Ada nama, ada kualitas. Pemain baru kan belum ada pengalaman dan suku cadang masih relatif susah. Konsumen biasanya membeli mobil berdasarkan kemudahan mencari suku cadang dan brand yang sudah dikenal. Yang kami khawatirkan adalah pemain lama yang berani pasang harga murah," ungkap Roy.