Waspada Obesitas Balita di Blitar: Lebih dari 200 Anak Terdeteksi

Dinas Kesehatan Kota Blitar melaporkan bahwa 2,4% balita di wilayahnya mengalami obesitas. Angka ini memang masih di bawah ambang batas nasional, namun tetap memerlukan perhatian serius.

Kelebihan berat badan pada balita diukur berdasarkan perbandingan tinggi atau panjang badan dengan usia, kemudian dibandingkan dengan standar status gizi. Jika hasil pengukuran menunjukkan +2 hingga +3, anak dikategorikan kelebihan berat badan. Jika melebihi +3, maka anak tersebut obesitas. Dari sekitar 7.000 balita yang diperiksa di posyandu, lebih dari 200 anak terdeteksi mengalami obesitas.

Kondisi ini tidak boleh dianggap remeh. Kegemukan pada anak tidak hanya terlihat secara fisik, tetapi juga dapat memengaruhi organ dalam, terutama jantung. Jantung anak yang obesitas harus bekerja lebih keras karena terbungkus lemak.

Penting bagi orang tua untuk memperhatikan gizi seimbang pada anak, meliputi protein, kalori, serat, serta menyeimbangkan antara asupan makanan dan aktivitas fisik. Kecenderungan anak-anak yang lebih banyak bermain gawai dibandingkan beraktivitas fisik di luar ruangan menjadi perhatian tersendiri. Makanan sehat saja tidak cukup jika tidak diimbangi dengan aktivitas yang cukup agar kalori dapat diubah menjadi energi.

Pola asuh menjadi faktor utama yang memengaruhi kondisi obesitas pada balita. Jika dibiarkan, obesitas dapat memicu gangguan organ karena organ tubuh bekerja lebih berat sebelum berkembang sempurna. Oleh karena itu, penting untuk tidak menganggap anak gemuk sebagai hal yang membanggakan dan segera mengambil tindakan pencegahan dan penanganan yang tepat.

Scroll to Top