Perang antara Kamboja dan Thailand memasuki hari kedua, Jumat (25/7), dengan eskalasi signifikan. Kedua belah pihak dilaporkan saling menyerang menggunakan artileri berat di sepanjang wilayah perbatasan.
Militer Thailand mengonfirmasi bahwa serangan dimulai sebelum subuh di provinsi Ubon Ratchathani dan Surin. Pihaknya menuding Kamboja menggunakan artileri dan sistem roket BM-21 buatan Rusia dalam serangan tersebut.
Menanggapi agresi tersebut, militer Thailand mengklaim telah membalas dengan tembakan balasan yang disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Sementara itu, Perdana Menteri sementara Thailand, Phumtham Wechayachai, memperingatkan bahwa kelanjutan kekerasan ini berpotensi menyeret kedua negara ke dalam perang skala penuh.
Warga di Provinsi Surin melaporkan mendengar serangkaian ledakan dan melihat konvoi kendaraan militer Thailand, termasuk kendaraan lapis baja dan tank, bergerak menuju perbatasan.
Konflik ini juga meluas ke lebih banyak titik panas. Semula hanya terjadi di enam lokasi, kini pertempuran terjadi di 12 titik.
Konflik yang meletus pada Kamis pagi tersebut telah mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, dengan 15 warga Thailand dan satu warga Kamboja tewas. Selain itu, lebih dari 120.000 penduduk di wilayah perbatasan kedua negara terpaksa mengungsi.