Fenomena sosial baru yang menjamur di pusat perbelanjaan, yakni ‘Rojali’ (rombongan jarang beli), mendapat perhatian dari pemerintah. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyoroti pergeseran perilaku konsumen yang kini lebih memilih mal sebagai tempat bersantap.
Menurutnya, tren kuliner di mal semakin menguat, mendorong pengelola pusat perbelanjaan untuk memperbanyak tenant makanan. Di sisi lain, aktivitas belanja kini banyak beralih ke platform daring.
Pemerintah berupaya menggenjot kembali minat belanja offline dengan mendorong penyelenggaraan event dan pemberian diskon. Gelaran diskon khusus menyambut Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025-2026 pun telah dipersiapkan.
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonsus Widjaja, mengungkapkan bahwa fenomena ‘Rojali’ dipengaruhi oleh berbagai faktor. Kalangan menengah atas cenderung menahan diri dalam berbelanja akibat ketidakpastian ekonomi global, sementara kelas menengah ke bawah mengalami penurunan daya beli.
Meski demikian, kunjungan ke pusat perbelanjaan tetap mengalami peningkatan, meskipun tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa mal tetap menjadi destinasi populer, meskipun prioritas pengunjung telah bergeser.