👋 Stockbitor! Mari kita bedah pergerakan pasar saham hari ini dengan fokus pada berita utama dan analisis kinerja perusahaan.
Sorotan Kinerja BBNI: Laba Bersih Tertekan
Bank Negara Indonesia ($BBNI) mencatatkan laba bersih sebesar 4,7 triliun rupiah pada kuartal kedua 2025, mengalami penurunan 12% baik secara tahunan (YoY) maupun kuartalan (QoQ). Secara kumulatif, laba bersih semester pertama 2025 mencapai 10,1 triliun rupiah, turun 6% YoY. Angka ini di bawah perkiraan, hanya mencapai 46% dari estimasi konsensus untuk tahun 2025. Penurunan laba bersih ini disebabkan oleh melemahnya Pre–Provision Operating Profit (PPOP) dan peningkatan provisi.
PPOP turun 5% YoY pada kuartal kedua dan 2% YoY pada semester pertama, sejalan dengan penurunan Non–Interest Income sebesar 2% dan 3% YoY. Kenaikan opex sebesar 5% dan 3% YoY turut membebani kinerja. Net Interest Income (NII) menunjukkan performa yang lebih baik, naik 0% dan 2% YoY, meskipun jauh di bawah pertumbuhan kredit sebesar 7% YoY per Juni 2025, menandakan adanya tekanan pada margin. Net Interest Margin (NIM) pada kuartal kedua turun menjadi 3,7% dibandingkan 4% pada kuartal kedua 2024 dan 3,9% pada kuartal pertama 2025. Akibatnya, NIM pada semester pertama 2025 berada di level 3,8% dibandingkan 4% pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Kualitas Aset BBNI
Beban provisi meningkat menjadi 2 triliun rupiah pada kuartal kedua, naik 15% YoY dan QoQ. Secara kumulatif, beban provisi semester pertama 2025 mencapai 3,8 triliun rupiah, naik 8% YoY. Rasio Non-Performing Loan (NPL) berada di level 1,9% pada kuartal kedua, turun dibandingkan 2% pada kuartal kedua 2024 dan kuartal pertama 2025. Namun, segmen konsumer mengalami peningkatan NPL menjadi 2,1%, terutama pada sub-segmen pembiayaan rumah (mortgage) dan kendaraan (auto), yang disebabkan oleh melemahnya daya beli.
Keterlibatan dalam Koperasi Desa Merah Putih
Manajemen BBNI tidak memberikan penjelasan detail terkait keterlibatan dalam Koperasi Desa Merah Putih. Namun, mereka menyatakan bahwa pembahasan dengan pemerintah dilakukan dengan mengakomodasi kepentingan semua pemangku kepentingan. Dalam pemberian kredit, perbankan akan menjalankan proses asesmen terhadap calon debitur dan porsi pemberian kredit akan tetap manageable.
Poin Penting dari Kinerja BBNI
Kinerja yang kurang memuaskan pada kuartal kedua sejalan dengan indikasi sebelumnya. Setelah rilis kinerja semester pertama 2025, manajemen BBNI menurunkan guidance NIM untuk tahun 2025 dari kisaran 4–4,2% menjadi minimal 3,8%. Penurunan ini dilakukan meskipun manajemen memperkirakan kondisi likuiditas perbankan akan membaik pada semester kedua 2025 seiring dengan penurunan yield dan kepemilikan SRBI, penurunan suku bunga BI, dan akselerasi belanja pemerintah. Guidance pertumbuhan kredit (8–10% YoY) dan Cost of Credit (~1%) tidak berubah.
Berita Korporasi Lainnya:
- $PANI: Pantai Indah Kapuk Dua mengklarifikasi rumor rights issue. Perusahaan menyatakan tidak pernah memberikan keterangan resmi terkait rumor tersebut dan belum menyatakan rencana untuk melakukan rights issue. Namun, PANI terbuka untuk segala kemungkinan aksi korporasi demi mendukung ekspansi.
- $UNTR: United Tractors mencatatkan penjualan alat berat merek Komatsu sebanyak 379 unit pada Juni 2025, turun 18,1% MoM dan 2,8% YoY. Secara kumulatif, penjualan Komatsu selama semester pertama 2025 mencapai 2.728 unit, naik 27,1% YoY, setara 59% dari target 2025.
- $BTPS: Bank BTPN Syariah mencatat laba bersih sebesar 333 miliar rupiah pada kuartal kedua 2025, naik 16% YoY dan 7,2% QoQ. Peningkatan ini menandai laba kuartalan tertinggi sejak kuartal kedua 2023.
- $DMAS: Puradelta Lestari mencatatkan marketing sales sebesar 114 miliar rupiah pada kuartal kedua 2025, turun 79% YoY dan 76% QoQ. Sektor data center menjadi pendorong utama marketing sales semester pertama 2025.
- $IPCC: Indonesia Kendaraan Terminal mencatatkan laba bersih sebesar 63 miliar rupiah pada kuartal kedua 2025, naik 48% YoY dan 22% QoQ. Pertumbuhan laba bersih didorong oleh ekspansi margin laba kotor.
Top Gainer dan Loser
(Data belum tersedia)
Berita Penting Lainnya:
- Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat akibat sengketa wilayah.
- Syarat pembebasan TKDN dalam perjanjian perdagangan dengan AS hanya berlaku untuk produk teknologi informasi dan komunikasi (ICT), data center, dan komponen alat kesehatan.
- Tidak ada penghapusan larangan ekspor mineral penting Indonesia dalam perjanjian perdagangan dengan AS. Ekspor mineral harus berdasarkan ketentuan hilirisasi.
- Gapki memperkirakan ekspor minyak sawit Indonesia akan turun sekitar 5,1% YoY selama 2025.
- Anak usaha Sumber Global Energy ($SGER) dan Bintang Mitra Semestaraya ($BSMR) menandatangani perubahan perjanjian kredit sindikasi untuk pembangunan pabrik hidrogen peroksida (H2O2).
- Komisaris Utama Nusa Raya Cipta ($NRCA) menjual saham, sementara PT Persada Capital Investama membeli saham NRCA.