Setelah melewati masa sulit pasca perceraian, Kimberly Ryder dan Edward Akbar akhirnya menemukan titik terang dalam penyelesaian harta gono-gini. Keduanya sepakat untuk berdamai dan membagi aset secara adil melalui mediasi yang difasilitasi oleh tim pengacara masing-masing.
Kesepakatan ini menjadi lembaran baru bagi keduanya, mengakhiri ketegangan yang sempat mewarnai proses perpisahan mereka. Edward Akbar mengonfirmasi bahwa segala urusan terkait harta telah diselesaikan secara profesional.
Salah satu aset yang menjadi fokus utama adalah mobil BMW yang mereka miliki bersama. Mobil tersebut rencananya akan dijual, dan hasil penjualannya akan dibagi dengan proporsi 60% untuk Kimberly Ryder dan 40% untuk Edward Akbar. Pembagian ini, menurut Edward, sebagian diperuntukkan untuk menafkahi anak-anak mereka, mengingat kondisi pekerjaan yang belum sepenuhnya stabil.
Selain mobil, properti juga masuk dalam daftar pembagian. Kimberly Ryder mendapatkan rumah, sebidang tanah, dan dua bangunan lainnya sebagai bagian dari harta gono-gini. Sementara itu, Edward Akbar memilih untuk mempertahankan sebidang tanah kosong yang memiliki nilai sentimental baginya. Tanah tersebut rencananya tidak akan dijual dan akan diwariskan kepada anak-anak mereka kelak.
Meskipun pembagian harta seringkali menjadi sumber perselisihan, Edward Akbar menegaskan bahwa proses diskusi antara dirinya dan Kimberly Ryder berjalan dengan lancar dan tanpa perdebatan yang berarti.