Tragis! Israel Hancurkan Ribuan Truk Bantuan Kemanusiaan di Gaza

Jakarta – Tindakan keji kembali terjadi di Gaza. Militer Israel dilaporkan menghancurkan lebih dari seribu truk yang mengangkut puluhan ribu paket bantuan kemanusiaan, berisi makanan dan obat-obatan, yang sangat dibutuhkan oleh warga Palestina. Aksi ini dilakukan di tengah kondisi kelaparan ekstrem yang melanda wilayah tersebut.

Sumber dari militer Israel membenarkan penghancuran tersebut, dengan alasan bahwa paket bantuan itu dianggap melanggar prosedur distribusi yang telah ditetapkan. "Ada ribuan paket yang tersisa, dan jika tidak dibawa ke Gaza, kami terpaksa menghancurkannya," demikian pernyataan dari sumber tersebut.

Tindakan ini sontak memicu kemarahan dan kecaman luas dari berbagai pihak, mulai dari organisasi kemanusiaan hingga aktivis. Gelombang protes muncul sebagai respons atas memburuknya kondisi kelaparan di Gaza, yang semakin diperparah sejak agresi dimulai pada Oktober 2023.

Laporan-laporan yang ada menggambarkan situasi yang sangat memprihatinkan. Warga Gaza terpaksa bertahan hidup dengan mengonsumsi pakan ternak, rumput, atau bahkan tidak makan sama sekali. Para pengungsi hanya bisa mengandalkan kulit kentang, tepung dari kulit jagung kering, dan tumbuhan gulma sebagai sumber makanan. Akses terhadap bahan pangan pokok nyaris terputus.

Kondisi serupa juga terjadi di rumah sakit. Para dokter melaporkan peningkatan kasus kematian akibat kekurangan gizi, terutama di kalangan anak-anak, lansia, dan penderita penyakit kronis. Data terbaru dari Kementerian Kesehatan Gaza menunjukkan bahwa lebih dari 10 persen anak-anak di Gaza menderita kekurangan gizi akut.

Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) juga angkat bicara mengenai kondisi ini. Mereka menegaskan bahwa krisis kelaparan telah menghancurkan banyak keluarga di Palestina. "Orang tua terlalu lapar untuk mengurus anak-anak mereka. Mereka yang datang ke klinik UNRWA tidak memiliki energi, makanan, atau sarana untuk mengikuti saran medis," ujar Kepala UNRWA.

PBB melaporkan bahwa seluruh penduduk Gaza, sekitar 2,1 juta jiwa, kini berada dalam kondisi rawan pangan. Mereka tidak lagi memiliki akses terhadap makanan yang cukup, bergizi, dan aman. Data menyebutkan bahwa ratusan ribu anak-anak menderita kelaparan, dan puluhan ribu lainnya menunjukkan gejala malnutrisi.

Scroll to Top