Reuni UGM di Tengah Isu Ijazah, Jokowi Diharapkan Redam Keraguan

Kehadiran Presiden Joko Widodo dalam reuni Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) menjadi sorotan di tengah polemik dugaan ijazah palsunya. Seorang tokoh dari Projo berpendapat bahwa momen ini seharusnya dapat meyakinkan publik akan keaslian ijazah Jokowi, terutama bagi mereka yang masih meragukannya.

"Acara reuni ini semestinya memperkuat keyakinan masyarakat, khususnya mereka yang masih sangsi, tentang kebenaran ijazah Pak Jokowi," ujarnya.

Namun, ia juga menyadari bahwa kelompok yang selama ini menyuarakan tudingan tersebut kemungkinan besar tidak akan serta merta mengubah pandangan mereka. Bahkan, ada kemungkinan reuni ini justru dianggap sebagai rekayasa atau "settingan".

"Orang-orang yang terus mengungkit isu ijazah palsu tidak akan berhenti hanya karena Pak Jokowi hadir di reuni UGM. Mereka justru akan membangun narasi negatif, misalnya menyebut acara itu sebagai permintaan Pak Jokowi," imbuhnya.

Menurutnya, pihak-pihak yang menuding ijazah Jokowi palsu tidak akan merasa puas meski Jokowi hadir dalam acara reuni UGM. Bahkan, putusan pengadilan yang menyatakan mereka melakukan pencemaran nama baik pun tidak akan menghentikan sikap skeptis mereka.

"Intinya, mereka yang memainkan isu ijazah palsu tidak akan berhenti dengan alasan apapun. Walaupun pengadilan menyatakan mereka bersalah atas fitnah dan pencemaran nama baik, mereka tetap akan membangun narasi bahwa pengadilan tidak adil dan telah diintervensi Jokowi," jelasnya.

Lebih lanjut, ia menilai isu ijazah palsu ini tidak akan mereda dalam waktu dekat. Tudingan ini dianggap sebagai upaya untuk menyerang citra Jokowi dan bermuatan politis.

"Jika Pak Jokowi terus diserang dengan isu-isu negatif termasuk ijazah palsu, simpati masyarakat Indonesia akan menurun. Partai-partai juga akan menjauhi Pak Jokowi karena dianggap sebagai beban politik. Inilah target sebenarnya dari orang-orang yang tidak suka dengan Pak Jokowi," tegasnya.

Dalam acara reuni tersebut, Jokowi sendiri menyinggung soal polemik ijazahnya. Ia menyatakan bahwa isu ini lebih bermotif politik daripada sekadar soal keaslian ijazah.

"Ini politik, bukan urusan asli dan tidak asli. Sudah tahu semuanya itu asli, tapi untuk kepentingan politik jadi terjadi hal seperti itu," ungkap Jokowi.

Jokowi juga menuturkan bahwa meski acara reuni ini seharusnya menjadi momen bernostalgia, kasus ijazahnya sedikit mengganjal kebahagiaan tersebut.

"Tadi Pak Arif menyampaikan soal nostalgia, saya lihat senang semuanya. Eh jangan senang dulu lho. Karena ijazah saya masih diragukan. Hati-hati, nanti keputusan di pengadilan. Begitu keputusannya asli, bapak ibu boleh senang. Tapi begitu tidak, yang angkatan 88 juga semuanya palsu. Saya kadang geleng-geleng juga, kok pada nggak masuk logika tapi ya kejadiannya, peristiwanya seperti yang kita lihat," pungkasnya.

Scroll to Top