Kepala UNRWA Sebut Bantuan Udara Bukan Solusi Krisis Gaza

Kepala badan PBB yang mengurusi pengungsi Palestina (UNRWA) menyatakan bahwa pengiriman bantuan lewat udara ke Gaza bukanlah solusi efektif untuk mengatasi krisis kelaparan yang terjadi. Krisis pangan ini dipicu oleh pembatasan suplai yang sudah berlangsung selama berbulan-bulan.

Menurut Kepala UNRWA, Philippe Lazzarini, bantuan udara bukanlah cara yang tepat untuk membalikkan keadaan kelaparan yang semakin parah di Gaza. Ia menekankan bahwa metode ini mahal, tidak efisien, dan berpotensi membahayakan warga sipil yang sedang kelaparan. Lazzarini menyebutkan bahwa gelombang kelaparan yang melanda Gaza adalah akibat dari tindakan manusia.

Sebelumnya, seorang pejabat Israel menyatakan bahwa pengiriman bantuan ke Gaza akan segera dilanjutkan, dengan Uni Emirat Arab dan Yordania sebagai pihak yang bertanggung jawab.

Kondisi kemanusiaan di wilayah Palestina terus memburuk dalam beberapa hari terakhir, dengan LSM internasional memperingatkan peningkatan malnutrisi di kalangan anak-anak.

Lazzarini mendesak agar pengepungan dicabut, gerbang dibuka, dan akses yang aman serta bermartabat bagi mereka yang membutuhkan dijamin. Ia merujuk pada berbagai titik masuk di bawah kendali Israel yang mengatur akses ke Gaza.

Israel memberlakukan blokade total terhadap masuknya bantuan ke Gaza pada 2 Maret, setelah perundingan untuk memperpanjang gencatan senjata mengalami kegagalan. Meskipun Israel mulai mengizinkan masuknya sedikit bantuan lagi pada akhir Mei, PBB dan LSM di lapangan terus mengecam kelangkaan parah yang dihadapi 2,4 juta penduduk Gaza, termasuk kekurangan makanan, air bersih, obat-obatan, dan bahan bakar.

Pihak militer Israel berpendapat bahwa mereka tidak membatasi jumlah truk yang masuk ke Jalur Gaza, dan mengklaim bahwa organisasi kemanusiaan serta PBB tidak mengambil bantuan setelah berada di dalam wilayah tersebut.

Scroll to Top