Bupati Banyuwangi Geram: Kemacetan Parah di Pantura Ancam Ekonomi Daerah

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menunjukkan reaksi keras terhadap kemacetan panjang yang terjadi hampir satu minggu di jalur Pantura Situbondo-Banyuwangi. Dampak signifikan pada roda ekonomi dan citra daerah mendorongnya untuk langsung mendatangi kantor ASDP Ketapang. Ia menuntut operator pelabuhan lebih responsif dalam menangani masalah ini.

Ipuk menyayangkan lambatnya penanganan kemacetan yang seharusnya dapat diantisipasi sejak awal. Menurutnya, keterbatasan operasional kapal tanpa adanya penambahan armada menjadi penyebab utama kemacetan parah ini.

"Kondisi ini seharusnya bisa diantisipasi. Kami menyesalkan terjadinya situasi ini karena keterbatasan operasional kapal tanpa ada penambahan yang memadai," tegas Ipuk.

Sebagai bentuk keseriusan, Ipuk telah mengirimkan surat kepada sejumlah pejabat tinggi negara, termasuk Menteri Perhubungan dan Komisi V DPR RI, memohon bantuan dan solusi konkret terkait kemacetan yang disebabkan oleh terbatasnya jumlah kapal yang beroperasi. Ia meminta penambahan kapal bantuan di Pelabuhan Ketapang dan Gilimanuk.

Ipuk berharap kejadian ini menjadi pelajaran berharga agar tidak terulang di masa depan. Ia mengapresiasi kedatangan satu kapal bantuan yang tengah menuju Pelabuhan Ketapang, dan mendesak agar dua kapal lain yang telah lolos inspeksi segera dioperasikan.

"Kami berharap dua kapal tambahan segera beroperasi agar kemacetan tidak lagi menjadi momok. Ini menjadi citra buruk bagi kami, seolah-olah kepala daerah tidak bertindak baik padahal ini di luar kewenangan kami," ujarnya.

Kemacetan yang mengular dari Pelabuhan Ketapang hingga wilayah utara Banyuwangi telah mengganggu aktivitas warga. Ipuk menekankan, banyak masyarakat yang mengeluhkan kesulitan bekerja dan mencari nafkah akibat terhambat kemacetan.

Scroll to Top