Warga Jember Rasakan Dampak Terhambatnya Distribusi BBM

Sejumlah warga di Jember mulai merasakan imbas dari keterlambatan distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM), terutama jenis Pertalite dan Bio Solar. Kondisi ini dipicu oleh gangguan pengiriman dari Terminal BBM Banyuwangi akibat penutupan jalur Gumitir serta kemacetan panjang di sekitar Pelabuhan Ketapang.

Kemacetan parah di jalur logistik membuat armada tangki kesulitan kembali ke terminal untuk mengisi ulang BBM. Hal ini mengakibatkan pengiriman ke wilayah Jember terhambat.

Area Jember dilayani oleh 41 lembaga penyalur, terdiri dari 40 SPBU reguler dan satu SPBU nelayan (SPBUN). Namun, suplai ke seluruh jaringan tersebut sangat bergantung pada kelancaran arus lalu lintas dari arah Banyuwangi. Beberapa titik di Jember mengalami kekosongan stok Pertalite dan Bio Solar, bukan karena kelangkaan BBM, melainkan murni karena gangguan distribusi.

Untuk mengatasi kondisi ini, Pertamina telah mengambil langkah strategis dengan melakukan alih suplai dari Terminal BBM di Surabaya dan Malang. Langkah ini diambil agar kebutuhan harian BBM di Jember yang mencapai sekitar 700 kiloliter tetap bisa terpenuhi. Percepatan pengiriman dari Surabaya dan Malang terus diupayakan agar pasokan kembali normal. Stok secara nasional dan regional dalam kondisi aman.

Masyarakat diimbau agar tidak panik dan tetap bersabar menunggu distribusi kembali lancar. Keterlambatan distribusi ini disebabkan oleh kendala teknis lalu lintas.

Pemerintah Kabupaten Jember terus memantau kondisi distribusi BBM di lapangan. Pemerintah daerah juga menjalin komunikasi dengan Pertamina, pihak kepolisian, dan instansi terkait guna memastikan suplai BBM ke seluruh wilayah tetap berjalan.

Scroll to Top