Suksesi Strategis Keluarga Hartono: Kisah Inspiratif dari Universitas Paramadina

Universitas Paramadina kembali menggelar forum inspiratif "Meet The Leaders", menghadirkan Victor Hartono, generasi ke-9 keluarga Hartono, untuk berbagi kisah sukses transisi bisnis keluarga. Acara yang bertema "Djarum: A Story of Strategic Succession" ini berlangsung di Auditorium Benny Subianto, Kampus Kuningan, Jakarta Selatan.

Rektor Universitas Paramadina, Profesor Didik J. Rachbini, menekankan pentingnya forum ini sebagai wadah pembelajaran bagi calon pemimpin masa depan tentang keberlangsungan bisnis lintas generasi.

Dalam paparannya, Victor Hartono membuka diskusi dengan pernyataan kuat: "Industri yang kita geluti hari ini belum tentu akan mampu memberikan nafkah di masa depan." Ia menceritakan pengalaman pahit keluarganya yang awalnya berbisnis minyak kacang, namun terdisrupsi oleh kehadiran kelapa sawit yang lebih efisien.

Kisah perjalanan bisnis keluarga Djarum dimulai dari kakek Victor, Oei Wie Gwan, yang merintis pabrik mercon Cap Leo. Usaha ini berkali-kali mengalami kebangkrutan akibat ledakan, perampokan, kebakaran, hingga larangan produksi di masa pendudukan Jepang.

Victor menekankan bahwa faktor eksternal seperti kondisi politik dan internasional dapat meruntuhkan asumsi keberlanjutan bisnis. Selain itu, konflik internal, seperti arus kas yang macet, perbedaan ambisi, dan kepemimpinan yang tidak jelas, juga menjadi ancaman serius.

Menurutnya, meritokrasi yang tidak berjalan, pembagian dividen yang tidak adil, dan transisi generasi yang gagal adalah "bom waktu" dalam bisnis keluarga.

Dari pengalaman tersebut, Victor membagikan strategi keberlanjutan bisnis keluarga, meliputi:

  • Kejelasan dalam struktur kepemimpinan, dengan satu pemimpin utama untuk menjaga arah bisnis.
  • Pembagian unit usaha yang jelas antaranggota keluarga.
  • Menjaga kekompakan internal keluarga besar.
  • Keterbukaan untuk menjual sebagian kepemilikan kepada mitra yang lebih kuat.

Victor menegaskan bahwa menjual sebagian kepemilikan bukanlah kekalahan, melainkan strategi untuk memperkuat daya saing jangka panjang.

Sebagai penutup, ia berharap regenerasi dalam bisnis keluarga dapat menghasilkan "konglomerat" sejati yang mampu membaca zaman, bukan hanya sekadar pewaris nama.

Forum ini memberikan wawasan berharga bagi mahasiswa dan generasi muda tentang adaptasi, daya tahan, dan kepemimpinan visioner dalam menghadapi perubahan dunia bisnis.

Scroll to Top