Pengakuan Palestina oleh Prancis: Angin Segar Diplomasi Indonesia?

Keputusan pemerintah Prancis untuk mengakui negara Palestina di Majelis Umum PBB menuai sorotan. Seorang pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran berpendapat bahwa langkah terbaru Prancis ini dapat menjadi momentum positif bagi upaya diplomasi Indonesia dalam mendukung kemerdekaan Palestina.

Meskipun dukungan Prancis saat ini masih bersifat verbal, langkah ini patut diapresiasi oleh pemerintah dan parlemen Indonesia. Komunikasi intensif dengan mitra di Prancis menjadi krusial untuk memanfaatkan momentum ini.

Dukungan Prancis diharapkan dapat mendorong Uni Eropa untuk bersikap lebih adil terhadap isu Palestina. Pemerintah Indonesia juga perlu segera membangun komunikasi dengan berbagai aliansi strategis.

Pengakuan Prancis terhadap Palestina dapat memperkuat posisi moral Indonesia dalam melobi negara lain untuk mengambil sikap serupa.

Indonesia diharapkan dapat bekerja sama dengan OKI, GNB, Liga Arab, dan Kerjasama Selatan-Selatan untuk menjadikan dukungan Prancis sebagai daya ungkit. Pendekatan terhadap negara-negara Afrika yang pernah dijajah Prancis, serta negara dan provinsi berbahasa Prancis di Eropa, Amerika, dan Pasifik Selatan juga perlu dilakukan untuk menggalang dukungan bagi kemerdekaan Palestina.

Selain itu, dukungan dari universitas dan masyarakat umum di berbagai wilayah dapat diupayakan melalui kegiatan akademik dan sosial budaya.

Presiden terpilih diharapkan dapat mengangkat isu kemerdekaan Palestina dalam pidatonya di markas PBB pada September mendatang.

Kemerdekaan Palestina, perlu ditegaskan, adalah kunci bagi perdamaian dunia, sesuai dengan cita-cita Piagam PBB.

Presiden dapat merujuk pada pidato Presiden Soekarno tahun 1960 yang menekankan pentingnya menjadikan PBB lebih dewasa dan bermartabat.

Dalam forum PBB, Presiden diharapkan dapat mendorong ide-ide demokratisasi dalam Dewan Keamanan PBB, dengan melibatkan negara-negara baru yang berkualitas berdasarkan kriteria seperti luas wilayah, jumlah penduduk, perwakilan benua dan peradaban, serta peran dalam menjaga perdamaian dunia.

Sebelumnya, Presiden Prancis mengumumkan rencana negaranya untuk mengakui negara Palestina di Majelis Umum PBB, yang kemudian memicu berbagai reaksi dari Pemerintah AS hingga Arab Saudi.

Scroll to Top