Gaza City dilanda tragedi pada Sabtu (26/7) dini hari dengan jatuhnya setidaknya 25 korban jiwa akibat serangan udara dan tembakan pasukan Israel. Ironisnya, sebagian besar korban meregang nyawa saat tengah menunggu kedatangan truk bantuan kemanusiaan.
Insiden tragis ini terjadi di dekat perlintasan perbatasan Zikim, di mana sejumlah besar warga berkumpul untuk mendapatkan bantuan. Saksi mata melaporkan bahwa pasukan Israel melepaskan tembakan ke arah kerumunan yang tengah menanti distribusi bantuan di dekat pos militer Israel di area Zikim, barat laut Sudaniyah.
Selain insiden di area bantuan kemanusiaan, serangan udara juga dilaporkan menghantam area Al-Rimal, Gaza City, menyebabkan empat warga Palestina kehilangan nyawa. Sebuah serangan drone di dekat Khan Younis, Jalur Gaza bagian selatan, juga mengakibatkan satu korban jiwa. Sementara itu, tembakan artileri di kamp Al-Bureij di Jalur Gaza bagian tengah merenggut nyawa satu orang lainnya.
Militer Israel hingga saat ini belum memberikan tanggapan resmi terkait laporan-laporan tersebut.
Kekerasan ini terjadi di tengah stagnasi perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Amerika Serikat dan Israel sebelumnya menarik tim negosiator mereka, menimbulkan ketidakpastian terkait kelanjutan perundingan.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa pemerintahannya sedang mempertimbangkan "opsi alternatif" menyusul terhentinya perundingan. Namun, detail mengenai "opsi alternatif" tersebut belum diungkapkan.
Di sisi lain, pejabat Hamas menyatakan bahwa perundingan diperkirakan akan dilanjutkan pekan depan dan menganggap penarikan delegasi AS dan Israel sebagai taktik tekanan semata. Mesir dan Qatar, yang turut menjadi mediator, menyatakan jeda perundingan bersifat sementara dan akan dilanjutkan, meskipun tanggal pastinya belum ditentukan.