Peneliti baru-baru ini mengidentifikasi subtipe diabetes yang belum pernah dikenal sebelumnya, khususnya di kalangan penduduk Afrika Sub-Sahara dan sebagian kelompok keturunan Afrika di Amerika Serikat. Temuan ini menyoroti bahwa sejumlah besar anak-anak dan dewasa muda di Afrika mungkin mengidap varian diabetes tipe 1 yang berbeda dari pemahaman selama ini.
Diabetes tipe 1, kondisi kronis yang mengganggu produksi insulin oleh tubuh, biasanya disebabkan oleh gangguan autoimun dengan akar genetik. Pada kondisi ini, sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel pankreas yang menghasilkan insulin. Berbeda dengan diabetes tipe 2 yang sering dikaitkan dengan gaya hidup dan obesitas, diabetes tipe 1 melibatkan penghancuran sel penghasil insulin.
Yang mengejutkan, subtipe diabetes tipe 1 yang baru ini tampaknya tidak dipicu oleh masalah autoimun. Penemuan ini membuka peluang penting untuk mempelajari keragaman diabetes tipe 1 di berbagai populasi dengan latar belakang genetik dan lingkungan yang berbeda.
Dalam studi yang melibatkan ratusan partisipan, terungkap bahwa mayoritas individu yang didiagnosis diabetes tipe 1 di Afrika Sub-Sahara tidak memiliki penanda autoantibodi islet, yang biasanya digunakan untuk mendiagnosis diabetes tipe 1. Perbandingan dengan data di Amerika Serikat menunjukkan proporsi yang lebih kecil, tetapi signifikan, dari individu dengan karakteristik serupa.
Hasil ini mengindikasikan bahwa banyak kaum muda di wilayah tersebut mungkin menderita bentuk diabetes tipe 1 yang berbeda, yang tidak berakar pada gangguan autoimun. Berbeda dengan partisipan kulit putih di Amerika yang menunjukkan pola autoimun yang jelas terkait diabetes tipe 1.
Penyebab pasti dari subtipe diabetes tipe 1 ini masih menjadi misteri dan membutuhkan penelitian lebih lanjut. Identifikasi subtipe ini pada populasi Afrika Sub-Sahara dan individu keturunan Afrika di AS menunjukkan kemungkinan adanya koneksi genetik atau keturunan. Temuan ini menekankan pentingnya mempertimbangkan penyebab lain dalam kelompok ini. Pemahaman yang lebih mendalam tentang mekanisme yang mendasarinya berpotensi memberikan wawasan penting bagi strategi pencegahan dan pengobatan di masa depan.