Pengakuan Carlo Pernat: Strategi Ducati dengan Marc Marquez Terbukti Tepat

Kepindahan Marc Marquez ke tim pabrikan Ducati Lenovo pada musim 2025 sempat menuai kritik, terutama dari Carlo Pernat. Sebagai mantan manajer Enea Bastianini, Pernat merasa langkah Ducati mengkhianati filosofi mereka yang selama ini fokus mengembangkan talenta muda Italia. Bastianini sendiri harus merelakan posisinya demi Marquez, sementara Jorge Martin hijrah ke Aprilia dan tim satelit Pramac memilih bergabung dengan Yamaha.

Namun, setelah paruh pertama musim 2025 berjalan, Pernat mengakui bahwa keputusan Ducati merekrut Marquez ternyata tepat sasaran. "Dulu saya sangat kritis terhadap Ducati karena merekrut Marc. Tetapi hari ini, saya harus katakan bahwa Gigi Dall’Igna benar. Angka dan hasil berbicara!", ungkap Pernat.

Menurut Pernat, Dall’Igna merekrut Marquez untuk mengatasi potensi keterbatasan pada motor GP25. Ia menduga Dall’Igna menyadari bahwa pengembangan Desmosedici telah mencapai titik puncak. "GP25 adalah motor yang tidak sempurna. Di luar GP24, mustahil untuk ditingkatkan dan sangat mudah mengalami kemunduran," jelas Pernat. Oleh karena itu, Ducati membutuhkan pembalap yang mampu membuat perbedaan, meskipun motor tersebut tidak dirancang khusus untuknya.

Keputusan ini terbukti membuahkan hasil yang luar biasa. Marquez mendominasi paruh pertama musim 2025, dengan meraih 19 kemenangan dari 24 balapan, termasuk 11 sprint race dan 8 kemenangan di balapan utama. Memasuki jeda musim panas, ia memimpin klasemen dengan nyaman, mengungguli 120 poin dari adiknya, Alex Marquez.

Di sisi lain, Francesco Bagnaia, yang sebelumnya digadang-gadang sebagai rival utama Marquez, justru kesulitan beradaptasi dengan bagian depan GP25. Sang juara dunia dua kali hanya meraih satu kemenangan dan satu pole position, serta tertinggal jauh 168 poin dari Marquez di klasemen.

Scroll to Top