Pengakuan Sammy Simorangkir soal masa lalunya dengan Kerispatih memicu perbincangan hangat. Kisah ini membuka lembaran baru tentang polemik hak cipta dan royalti dalam industri musik.
Sammy mengungkapkan dirinya harus membayar Rp 5 juta untuk setiap lagu Kerispatih yang dibawakannya secara solo, karena saat itu ia sudah bukan lagi vokalis band tersebut.
Menanggapi keluhan tersebut, Badai memberikan klarifikasi. Ia menyatakan bahwa permintaan pembayaran tersebut dilakukan oleh manajemen Kerispatih saat itu. Badai mempertanyakan apakah Sammy pernah melakukan pembayaran kepada manajemen. Ia sendiri mengaku tidak pernah menerima pembayaran dari Sammy terkait hal itu.
Manajemen beranggapan bahwa Sammy Simorangkir ingin mengembangkan karir solonya, sehingga mereka meminta kompensasi jika ia membawakan lagu-lagu Kerispatih. Badai menegaskan bahwa ini adalah kebijakan yang dibuat oleh manajemen pada masa itu.
Pada tahun 2016, Badai memutuskan untuk keluar dari Kerispatih. Saat itu, ia meminta Kerispatih membayar 10 persen royalti jika mereka membawakan lagu-lagunya. Hal serupa juga ia berlakukan kepada Sammy Simorangkir.
Kerispatih melakukan negosiasi hingga mencapai angka 5 persen. Namun, mereka hanya membayarkan royalti tersebut selama satu tahun. Sementara itu, Sammy Simorangkir menolak untuk membayar royalti kepada Badai. Badai mengaku tidak mempermasalahkan hal tersebut dan tidak pernah menagih royalti kepada Sammy meskipun ia sering membawakan lagu-lagu ciptaannya.
Badai merasa bingung jika Sammy merasa dirugikan. Menurutnya, justru dialah yang seharusnya merasa dirugikan sebagai pencipta lagu.