Harga emas dunia mengalami tekanan signifikan, mencatatkan penurunan selama empat hari berturut-turut. Pada hari Senin (28/7/2025), harga emas global merosot 0,66% ke level US$3.314,04 per troy ons, mencapai titik terendah dalam hampir tiga minggu. Tren penurunan ini berlanjut pada perdagangan hari Selasa (29/7/2025) dengan pelemahan tipis 0,04% menjadi US$3.312,49 per troy ons pada pukul 06.53 WIB.
Pemicu utama penurunan harga emas ini adalah sentimen pasar yang membaik setelah adanya kesepakatan antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa. Kesepakatan ini telah mendorong penguatan dolar AS, yang pada gilirannya membuat emas menjadi kurang menarik bagi investor yang memegang mata uang lain. Pada perdagangan hari Senin (28/7/2025), indeks dolar AS (DXY) melonjak 1,01% ke level 98,63, menandai penguatan selama tiga hari berturut-turut.
Selain itu, pasar juga menantikan hasil pertemuan The Federal Reserve (The Fed) minggu ini, yang dapat memberikan petunjuk baru mengenai kebijakan suku bunga AS.
Kesepakatan perdagangan terbaru antara AS dan Uni Eropa, yang memberlakukan tarif 15% untuk barang-barang Uni Eropa, telah meredakan kekhawatiran akan perang dagang yang lebih luas. Ini mengikuti kesepakatan serupa dengan Jepang minggu lalu. Meskipun demikian, negosiasi perdagangan antara AS dan China akan terus berlanjut, dengan tujuan untuk memperpanjang gencatan senjata perdagangan selama 90 hari.
Namun, beberapa analis berpendapat bahwa implementasi kesepakatan-kesepakatan tersebut masih bisa menghadapi tantangan, sehingga dampaknya terhadap harga emas mungkin terbatas.
Sementara itu, The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya pada level 4,25%-4,50% pada pertemuan yang berakhir hari Rabu. Para pelaku pasar terus memperkirakan potensi penurunan suku bunga pada bulan September, sebuah skenario yang secara historis menguntungkan bagi harga emas.