Hepatitis B: Pencegahan Efektif dengan Deteksi Dini dan Vaksinasi

Hepatitis B, infeksi virus yang menyerang hati, menjadi perhatian serius di Indonesia. Deteksi dini dan vaksinasi adalah kunci utama dalam mencegah penularan penyakit ini, dengan efektivitas vaksin mencapai lebih dari 95%.

Infeksi Hepatitis B bisa bersifat akut maupun kronis. Dalam jangka panjang, infeksi kronis dapat menyebabkan kerusakan hati permanen seperti sirosis, bahkan kanker hati. Virus ini menular melalui darah, cairan tubuh, hubungan seksual tanpa pengaman, penggunaan jarum suntik bersama, dan peralatan pribadi yang tidak steril.

Data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan lebih dari 2 miliar orang di dunia terinfeksi Hepatitis B. Di Indonesia, penyakit ini menyebabkan sekitar 60.000 kematian setiap tahunnya. Semua orang, termasuk anak-anak, dewasa, dan tenaga medis, berisiko terinfeksi.

Pemeriksaan darah (HBsAg dan Anti-HBs) penting dilakukan, terutama bagi kelompok berisiko tinggi. Vaksin Hepatitis B dewasa diberikan dalam tiga dosis: bulan ke-0, ke-1, dan ke-6. Dosis yang tidak lengkap mengurangi efektivitas perlindungan. Catat riwayat vaksinasi Anda dan pastikan dosis lengkap.

Penularan juga bisa terjadi dari ibu ke bayi. Bayi yang lahir dari ibu dengan Hepatitis B harus segera divaksinasi dan diberikan imunoglobulin dalam waktu maksimal 12 jam setelah lahir. Vaksin Hepatitis B untuk anak-anak diberikan sebanyak lima kali: saat lahir, serta empat kali dalam bentuk vaksin kombinasi pada bulan ke-2, ke-3, ke-4, dan booster di bulan ke-18.

Vaksin Hepatitis B adalah vaksin wajib dasar dan sebaiknya tidak dilewatkan. Deteksi dini dan vaksinasi adalah langkah krusial untuk melindungi diri dan generasi mendatang dari bahaya Hepatitis B.

Scroll to Top