Pemerintahan Donald Trump menunjukkan sinyal pelunakan terhadap Tiongkok, salah satunya dengan mencabut kontrol ekspor chip AI dari Amerika Serikat ke negara tersebut.
Padahal, pada April 2025, Trump dengan tegas memperketat penjualan chip AI ke Tiongkok. Perubahan sikap ini diyakini bertujuan meredakan tensi selama negosiasi perdagangan antara kedua negara berlangsung.
Bahkan, Trump dikabarkan berupaya melakukan pertemuan langsung dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping tahun ini.
Biro Industri dan Keamanan Kementerian Perdagangan AS, badan yang mengawasi kontrol ekspor, telah diinstruksikan untuk menghindari tindakan keras terhadap Tiongkok dalam beberapa bulan terakhir.
Para pejabat tinggi ekonomi AS dan Tiongkok dijadwalkan melanjutkan negosiasi perdagangan di Stockholm dalam waktu dekat. Kedua pihak ingin menyelesaikan konflik perdagangan yang telah lama berlangsung antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia.
Raksasa chip AI Nvidia mengumumkan akan kembali menjual chip H20 ke Tiongkok, setelah pencabutan blokir oleh pemerintahan Trump. Alasan sebelumnya AS memblokir akses teknologi ke Tiongkok adalah kekhawatiran terkait keamanan nasional.
Pencabutan blokir chip ini disebut-sebut sebagai upaya AS untuk kembali mendapatkan akses ke logam tanah jarang Tiongkok.
Namun, keputusan ini menuai kontroversi di dalam negeri. Para ahli keamanan, termasuk mantan deputi penasihat keamanan nasional AS, memperingatkan Menteri Perdagangan AS terkait potensi bahaya pencabutan kontrol ekspor chip ke Tiongkok.
Mereka menyebut langkah ini sebagai kesalahan strategis yang membahayakan keunggulan ekonomi dan militer AS dalam bidang kecerdasan buatan.