Kabupaten Tulungagung gencar melakukan upaya preventif untuk menjaga kesehatan generasi muda. Puskesmas Bandung melaksanakan Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) dengan menyasar langsung sekolah-sekolah di wilayahnya. Program ini tidak hanya menjangkau desa-desa, namun juga hadir di lingkungan pendidikan.
Ratusan siswa dari berbagai sekolah telah merasakan manfaat PKG. Pemeriksaan komprehensif meliputi berat badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh (IMT), tekanan darah, serta pengecekan kesehatan mata, telinga, dan gigi. Hasilnya, puluhan siswa direkomendasikan untuk melanjutkan pemeriksaan di poli puskesmas.
Selain pemeriksaan umum, PKG juga mencakup skrining penting lainnya seperti potensi TBC, diabetes melitus (DM), kebiasaan merokok, aktivitas fisik, dan kesehatan jiwa. Menurut Asmaiyah, pemegang Program Anak Usia Sekolah dan Remaja Puskesmas Bandung, lebih dari 200 siswa dari lima sekolah telah terlayani dalam program ini.
Hasil skrining menunjukkan beberapa temuan yang mengkhawatirkan. Ditemukan 63 siswa dengan serumen di telinga, dan 16 anak mengalami gangguan penglihatan. Selain itu, 30 anak direkomendasikan untuk diperiksa lebih lanjut di Poli Gigi, dan 14 anak dirujuk ke Poli Balai Pengobatan (BP).
Dugaan sementara, gangguan penglihatan dan masalah telinga pada anak-anak ini disebabkan oleh penggunaan gadget yang berlebihan. Banyak orang tua yang tidak membatasi durasi bermain handphone anak-anak mereka.
PKG di sekolah bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan di kalangan siswa. Program ini memungkinkan deteksi dini masalah kesehatan, mencegah komplikasi lebih lanjut, serta mengurangi risiko kecacatan atau bahkan kematian. Harapannya, PKG ini dapat mendeteksi masalah seperti obesitas dan gangguan penglihatan sejak dini, sehingga dapat diatasi sebelum menjadi lebih parah.
Salah seorang siswa Kelas II SDN 1 Kesambi, Muhammad Abizard Faraz Raufa, mengaku telah mengikuti semua tahapan pemeriksaan dengan lengkap. Ia bahkan mengungkapkan adanya keluhan pada telinganya.
Anak-anak terlihat antusias mengikuti PKG secara bergantian, dimulai dari kelas 1. Beberapa siswa memang ditemukan mengalami penurunan penglihatan saat menjalani tes visus.