Kelenjar tiroid, meski berukuran kecil di leher bagian depan, memegang peranan penting dalam mengatur metabolisme tubuh, detak jantung, suhu tubuh, serta kesehatan kulit dan rambut. Gangguan pada kelenjar ini dapat memicu berbagai masalah kesehatan. Salah satu masalah yang umum terjadi adalah munculnya benjolan atau nodul tiroid.
Meskipun sebagian besar benjolan tiroid bersifat jinak dan tidak berbahaya, ukuran yang besar dapat menimbulkan gangguan seperti kesulitan menelan, bernapas, dan masalah penampilan. Benjolan tiroid juga dapat menyebabkan gejala seperti lemas, perubahan berat badan tanpa sebab jelas, hingga gangguan siklus menstruasi.
Alternatif Selain Operasi: Radio Frequency Ablation (RFA)
Dahulu, operasi pengangkatan kelenjar tiroid (tiroidektomi) menjadi solusi utama untuk mengatasi benjolan tiroid. Namun, operasi memiliki risiko seperti sayatan besar, masa pemulihan yang lama, dan potensi gangguan hormon pascaoperasi.
Kini, hadir teknologi medis yang lebih minim risiko, yaitu Radio Frequency Ablation (RFA). Prosedur ini menggunakan energi panas dari gelombang radio frekuensi untuk menghancurkan sel-sel di dalam benjolan, tanpa mengangkat seluruh kelenjar tiroid.
Keunggulan RFA untuk Benjolan Tiroid Jinak:
- Tidak memerlukan sayatan besar, hanya tusukan kecil dengan panduan USG.
- Benjolan mengecil secara bertahap.
- Fungsi tiroid tetap terjaga.
- Pasien dapat langsung pulang pada hari yang sama.
Siapa yang Cocok untuk Prosedur RFA?
RFA menjadi pilihan ideal untuk pasien dengan nodul tiroid jinak yang:
- Telah dipastikan jinak melalui biopsi jarum halus (FNAB).
- Menimbulkan gejala tekanan seperti sulit menelan atau sesak napas.
- Mengganggu penampilan secara signifikan.
- Tidak dapat atau menolak menjalani operasi.
- Menyebabkan hipertiroidisme (nodul aktif).
Kapan RFA Tidak Disarankan?
RFA sebaiknya ditunda atau dipertimbangkan dengan cermat pada kondisi berikut:
- Pasien hamil.
- Nodul terletak dekat dengan struktur vital seperti pita suara.
- Nodul belum terdiagnosis secara jelas.
Prosedur dan Pemulihan RFA
Prosedur RFA berlangsung sekitar 30-60 menit. Setelah anestesi lokal, dokter memasukkan jarum kecil ke nodul dan mengalirkan energi radiofrekuensi untuk menghancurkan sel-sel benjolan. Pasien biasanya hanya mengalami nyeri lokal atau memar ringan dan dapat beraktivitas normal keesokan harinya.
Pentingnya Pengawasan Dokter
Meskipun risiko komplikasi RFA sangat kecil, prosedur ini tetap harus dilakukan oleh dokter berpengalaman. Evaluasi menyeluruh diperlukan sebelum memutuskan tindakan RFA.
Dalam kasus tertentu, seperti mikrokarsinoma tiroid (kanker sangat kecil) atau kanker yang kambuh di lokasi yang sulit dijangkau operasi, RFA dapat menjadi alternatif dengan pertimbangan khusus. Diskusi bersama tim medis sangat penting untuk memastikan prosedur RFA dilakukan dengan aman dan tepat sasaran.