Penemuan fosil dinosaurus di Gurun Gobi, Mongolia, kembali menghebohkan dunia paleontologi. Spesies baru bernama Shri rapax, dari keluarga dromaeosaurid, memperkenalkan pendekatan berburu yang unik dan mematikan.
Shri rapax, yang hidup sekitar 75 hingga 71 juta tahun lalu, memiliki tubuh kekar sepanjang sekitar 2 meter. Meskipun berukuran relatif kecil, dinosaurus ini menjadi predator puncak berkat senjata utamanya: jempol yang luar biasa besar dan kuat.
Para peneliti menemukan bahwa Shri rapax mengandalkan kekuatan genggaman, berbeda dengan raptor lain yang terkenal dengan tendangan cakarnya. Cakar jempol Shri rapax mencapai 8 cm, hampir dua kali lipat ukuran jempol Velociraptor. Tulang jarinya pun 150 persen lebih kuat, dengan kelengkungan cakar mencapai rekor tertinggi di antara raptor yang dikenal.
Kemampuan mencengkeram dan menahan mangsa yang relatif besar menjadi keunggulan Shri rapax. Kaki belakangnya digunakan untuk menjaga keseimbangan, sementara tangan dan cakar jempolnya menjadi senjata utama. Pendekatan ini mirip dengan burung pemangsa modern yang mengandalkan cakar kaki untuk berburu mangsa yang lebih berat. Diduga, Shri rapax memangsa hewan yang lebih besar dari dirinya, seperti anak ceratopsian atau ankylosaurus kecil.
Rekonstruksi digital tengkorak Shri rapax menunjukkan rahang yang kokoh dan kuat, ideal untuk menggigit dan mengakhiri perlawanan mangsa yang telah dicengkeram. Alih-alih menyergap, Shri rapax tampaknya lebih suka bertarung dari depan, mengunci tubuh mangsa dengan tangan berototnya, lalu memberikan gigitan mematikan.
Analisis tulang panggul menunjukkan postur tubuh yang lebih vertikal, memungkinkan Shri rapax menahan perlawanan mangsa. Jejak otot di tulang lengan juga menunjukkan kekuatan tarik bisep yang luar biasa.
Penemuan Shri rapax memperkaya keragaman dinosaurus predator berukuran sedang di Gurun Gobi. Setidaknya ada tiga spesies raptor yang hidup berdampingan, masing-masing dengan adaptasi unik terkait ukuran mangsa, kekuatan tengkorak, dan bentuk anggota tubuh depan. Tingkat keanekaragaman ini sangat jarang ditemukan di ekosistem modern.
Analisis evolusi menunjukkan bahwa Shri rapax adalah kerabat terdekat dari Shri devi. Meskipun memiliki moncong pendek yang mirip, keduanya berbeda drastis dalam struktur lengan, menandakan adaptasi khusus terhadap jenis mangsa yang berbeda.
Penemuan ini menegaskan bahwa dinosaurus pemangsa tidak hanya mengandalkan cakar kaki. Tangan, tengkorak, dan ekor saling berkontribusi dalam menyelesaikan tantangan ekologis dengan berbagai cara.
Fosil Shri rapax akan dimasukkan ke dalam model komputer biomekanik untuk memperkirakan massa otot, kekuatan genggaman, dan tarikan. Tujuannya adalah membuktikan apakah cakar jempolnya benar-benar lebih unggul dari cakar kaki Velociraptor dalam hal kekuatan murni.
Gurun Gobi terus membuktikan diri sebagai harta karun paleontologi dunia, di mana pasir halus dan penguburan cepat telah membekukan momen-momen dramatis dari Zaman Mesozoikum.