Manusia: Bagian dari Keluarga Kera Besar, Lalu Apa Bedanya?

Mungkin mengejutkan, namun manusia sebenarnya adalah bagian dari keluarga besar kera. Kesamaan genetik kita dengan kera lain sungguh mencengangkan. Kita berbagi sekitar 99% DNA dengan simpanse, 98% dengan gorila, dan 97% dengan orangutan. Tak heran jika mereka disebut "kerabat terdekat".

Secara ilmiah, manusia termasuk dalam keluarga Hominidae, yang meliputi delapan spesies kera besar yang masih hidup. Keluarga ini bagian dari kelompok yang lebih besar bernama Hominoidea, atau kera, termasuk gibbon. Jadi, secara teknis, kita memang kera, tapi tidak semua kera adalah manusia.

Jejak Awal Kera dan Pemisahan Pohon Keluarga Evolusi

Analisis genetik dan fosil menunjukkan kera (hominoid) mulai berpisah dari monyet Dunia Lama sekitar 25 juta tahun lalu. Zaman Miosen (23–5,3 juta tahun lalu) menjadi puncak keragaman kera, didukung iklim hangat dan hutan luas. Tabrakan Afrika dan Jazirah Arab dengan Eurasia menciptakan jembatan darat, memungkinkan kera menyebar ke Asia.

Siapa yang Pertama Memisahkan Diri?

Gibbon (Hylobatidae) adalah kelompok pertama yang terpisah, sekitar 16,8 juta tahun lalu. Mereka dikenal bertubuh mungil, sedikit perbedaan jenis kelamin, dan lengan panjang. Uniknya, gibbon tidak membuat sarang seperti kera besar lain. Kini, sekitar 20 spesies gibbon hidup di hutan tropis Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Orangutan: Si Pemikir Penyendiri dari Hutan Tropis

Beberapa juta tahun setelah gibbon, muncul kera besar pertama: orangutan. Mereka paling sering berada di pohon dan cenderung menyendiri. Kecerdasan mereka luar biasa, mampu menggunakan alat, membuat sarang rumit, bahkan mempelajari bahasa isyarat. Genus orangutan yang masih hidup adalah Pongo, termasuk orangutan Sumatera, Borneo, dan Tapanuli, asli hutan hujan Indonesia dan Malaysia, dan berstatus sangat terancam punah. Dahulu, ada spesies orangutan raksasa bernama Gigantopithecus di China selatan, dengan berat mencapai 300 kg, sebelum punah sekitar 200.000 tahun lalu.

Gorila dan Panin: Kerabat Terdekat Sebelum Manusia

Gorila muncul sekitar 8 juta tahun lalu. Mereka primata terbesar yang masih hidup, beratnya mencapai 270 kg dan tinggi hampir 2 meter. Gorila hidup dalam kelompok keluarga dan memakan dedaunan serta buah. Kelompok Panin, yaitu simpanse dan bonobo, muncul sekitar 6,5 juta tahun lalu. Mereka memiliki kehidupan sosial yang dinamis, tinggal dalam kelompok besar, dan mampu menggunakan alat—bahkan membuat tombak sederhana untuk berburu. Bonobo lebih kecil (sekitar 40 kg), sedangkan simpanse bisa mencapai lebih dari 100 kg, keduanya sangat cerdas dan telah lulus "mirror test" yang menandakan kesadaran diri.

Kapan Manusia Pertama Kali Muncul?

Banyak spesies berada di antara panin dan manusia modern, seperti Ardipithecus ramidus, Paranthropus robustus, dan Homo habilis. Homo habilis, muncul sekitar 2,3 juta tahun lalu, dianggap sebagai cabang awal manusia sejati. Ia sudah bisa berjalan tegak dan menggunakan alat batu. Evolusi manusia berlanjut melalui Homo erectus, Homo heidelbergensis, Homo neanderthalensis, hingga akhirnya Homo sapiens muncul sekitar 300.000 tahun lalu. Jika usia Bumi disederhanakan menjadi satu hari, kemunculan Homo sapiens baru terjadi dalam beberapa detik terakhir.

Apa yang Membuat Manusia Berbeda?

Manusia memiliki beberapa keunikan:

  • Ukuran otak: Otak manusia (sekitar 1.300 cm kubik) jauh lebih besar dibanding kera lain.
  • Berjalan tegak (bipedal): Kemampuan berjalan dengan dua kaki mungkin muncul sebelum manusia modern.
  • Kulit yang tidak berbulu: Kehilangan rambut dan banyaknya kelenjar keringat membantu nenek moyang kita bertahan di padang rumput yang panas.
  • Kemampuan bahasa: Inilah ciri khas manusia. Kita memiliki spektrum suara yang luar biasa sehingga mampu berbicara dalam lebih dari 7.000 bahasa di seluruh dunia.

Namun, melihat simpanse menyusui bayinya, gorila jantan melindungi anaknya, atau orangutan belajar membuka ritsleting jaket, kita diingatkan bahwa kita tidak terlalu berbeda. Pada akhirnya, kita semua adalah kera, digerakkan oleh naluri alami yang sama: untuk merawat, mencintai, melindungi, dan makan pisang.

Scroll to Top