Kota Bandung mencatatkan peningkatan signifikan kasus HIV/AIDS dalam lima tahun terakhir. Data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung menunjukkan bahwa angka kasus positif HIV terus melonjak, bahkan menjadi yang tertinggi di Jawa Barat.
Sejak tahun 1991 hingga Januari 2025, terdeteksi 9.784 kasus HIV positif di Kota Bandung, dengan peningkatan tahunan mencapai 20-30 persen. Dari total kasus, sekitar 65% atau 6.370 Orang Dengan HIV (ODHIV) tercatat patuh menjalani pengobatan Antiretroviral (ARV). Sayangnya, 35% sisanya termasuk dalam kategori Lost to Follow, yang berarti tidak melanjutkan pengobatan secara teratur.
Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) mengakui bahwa peningkatan ini sebagian besar disebabkan oleh peningkatan frekuensi pemeriksaan atau skrining di fasilitas kesehatan. Semakin sering dilakukan skrining, semakin banyak kasus yang terdeteksi.
Kondisi ini diibaratkan sebagai fenomena gunung es, di mana kasus yang terdeteksi hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan masalah yang ada. Oleh karena itu, penanganan komprehensif menjadi sangat penting.
Lebih lanjut, Dinkes Kota Bandung menyoroti pentingnya menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS, terutama anak-anak. Kunci utama keberhasilan terapi adalah kepatuhan penderita dalam mengkonsumsi obat ARV secara teratur.
Sebagai upaya pencegahan, Dinkes Kota Bandung terus mengintensifkan edukasi mengenai kesehatan reproduksi dan perilaku seksual yang sehat. Edukasi ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menerapkan perilaku seksual yang sehat dan bertanggung jawab.
Pemanfaatan media sosial menjadi ujung tombak dalam menyebarkan informasi kesehatan, terutama menjangkau kalangan muda yang aktif di dunia digital. Dinkes Kota Bandung memiliki akun-akun promosi kesehatan yang aktif menyebarkan informasi valid dan terpercaya melalui media sosial.