Nasib Tragis Admiral Kuznetsov: Kapal Induk Kebanggaan Rusia Akan Dijual Sebagai Besi Tua?

Moskow tampaknya telah menyerah pada upaya perbaikan kapal induk satu-satunya, Admiral Kuznetsov, yang telah mangkrak sejak tahun 2017. Kapal yang dulunya merupakan simbol kekuatan Angkatan Laut Rusia ini, kini terancam dijual atau bahkan dibesituakan.

Ketua perusahaan galangan kapal negara Rusia (USC), Andrei Kostin, menyatakan bahwa perbaikan lebih lanjut tidak lagi sepadan. Usia kapal yang sudah lebih dari 40 tahun dan biaya perbaikan yang sangat tinggi menjadi pertimbangan utama.

Keputusan ini menjadi pukulan telak bagi Angkatan Laut Rusia. Yoruk Isik, seorang pengamat maritim dari Istanbul, menilai bahwa langkah ini akan berdampak pada "kehilangan prestise" bagi Rusia sebagai kekuatan maritim.

Admiral Kuznetsov, yang diluncurkan pada tahun 1985, sempat berpartisipasi dalam kampanye militer di Suriah. Namun, selama delapan tahun terakhir, kapal ini tidak beroperasi karena berbagai masalah teknis dan penundaan perbaikan yang berkepanjangan.

Mantan Komandan Armada Pasifik Rusia, Laksamana Sergey Avakyants, berpendapat bahwa kapal induk seperti Admiral Kuznetsov sudah usang dan rentan terhadap senjata modern.

Proyek perbaikan kapal ini juga diwarnai dengan berbagai insiden, termasuk tenggelamnya dok kering apung pada tahun 2018 dan kebakaran pada tahun 2019 dan 2022 yang menewaskan beberapa orang. Biaya perbaikan juga membengkak dari yang semula diperkirakan 20 miliar rubel menjadi 60 miliar rubel.

Keputusan untuk menghentikan perbaikan Admiral Kuznetsov menjadi indikasi menurunnya kemampuan Angkatan Laut Rusia. Sebelumnya, serangan pesawat tak berawak Ukraina telah memaksa Armada Laut Hitam Rusia untuk meninggalkan pangkalan utamanya di Crimea.

Dengan tidak adanya Admiral Kuznetsov, Rusia tidak lagi memiliki kapal induk. Meskipun kapal ini diklasifikasikan sebagai kapal penjelajah pesawat berat, keberadaannya tetap menjadi simbol kekuatan dan proyeksi kekuasaan Rusia di lautan.

Perbandingan dengan Angkatan Laut AS juga menyoroti kesenjangan yang signifikan. AS memiliki 11 kapal induk super, sementara Rusia tidak memiliki satu pun. AS juga unggul dalam jumlah kapal penjelajah/perusak dan fregat.

Meskipun Rusia dan AS memiliki jumlah kapal selam yang relatif seimbang, hilangnya Admiral Kuznetsov akan semakin memperlemah posisi Rusia sebagai kekuatan maritim global.

Scroll to Top