Demam Garis Merah Drakor S LINE: Lebih dari Sekadar Filter Lucu

Drama Korea S LINE telah menuntaskan enam episodenya dan terus menjadi perbincangan hangat. Popularitasnya meroket berkat garis merah yang muncul di kepala karakter, yang kemudian menginspirasi filter kamera viral di media sosial.

Filter garis merah ini memang sekadar hiburan. Namun, dalam dunia S LINE, garis tersebut merepresentasikan jumlah партнера seks seseorang. Singkatnya, garis merah itu adalah penanda body count.

Proses pembuatan garis merah ini, yang sepenuhnya dihasilkan melalui CGI, ternyata menjadi tantangan terbesar bagi tim produksi. Menurut sutradara Ahn Ju Young, dibutuhkan waktu sekitar enam bulan di ruang editing untuk menyempurnakannya. Waktu ini jauh lebih lama dibandingkan proses pasca-produksi drama Korea pada umumnya.

Tantangannya adalah membuat garis merah tersebut tidak terlihat kaku dan memiliki karakter unik. Selama berbulan-bulan, tekstur garis terus dimodifikasi hingga mencapai kesempurnaan. Warna merahnya pun dipilih dengan kode warna spesifik, menciptakan identitas visual khas S LINE.

"Kami terus mengubah tekstur dan tonenya. Jika terlalu mirip laser, terasa terlalu jauh dari karakter. Jika terlalu matte, akan menghilang di layar. Banyak percobaan untuk menemukan tekstur yang paling pas," ungkap Ahn Ju Young.

Dibintangi oleh Arin, Lee Soo Hyuk, dan Lee Da Hee, S LINE diadaptasi dari webtoon berjudul sama karya Ggomabi yang terbit di Naver Webtoon dari November 2011 hingga November 2012.

S LINE menawarkan dunia baru yang unik dan menegangkan, menjanjikan pengalaman menonton yang segar. Meskipun akhir ceritanya memicu banyak interpretasi dan diskusi, S LINE berhasil mencuri perhatian.

Keberanian cerita S LINE membawanya ke Festival Film Cannes, di mana drama ini meraih penghargaan Best Music yang diciptakan oleh Lee Jun Oh.

Scroll to Top