Jakarta Timur Catat Penurunan Kasus DBD di Awal Tahun 2025

Jakarta Timur mencatat adanya 524 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) selama periode Januari hingga pertengahan April 2025. Data ini disertai dengan satu kasus kematian. Kabar baiknya, angka ini menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Menurut keterangan pejabat setempat, pada bulan April tahun 2024, tercatat 850 kasus DBD. Namun, di bulan April 2025, jumlahnya merosot drastis menjadi hanya 85 kasus. Penurunan ini dikaitkan dengan perubahan iklim setelah fenomena El Nino tahun lalu, serta upaya berkelanjutan dalam pencegahan dan pengendalian DBD.

Salah satu upaya kunci adalah optimalisasi gerakan "Satu Rumah Satu Jumantik" di seluruh wilayah Jakarta Timur. Program ini melibatkan masyarakat secara aktif dalam memantau dan memberantas jentik nyamuk di lingkungan masing-masing.

Kelompok usia sekolah dan pekerja menjadi yang paling rentan terinfeksi DBD. Hal ini disebabkan oleh tingginya mobilitas mereka, yang meningkatkan risiko terpapar virus dengue.

Pemerintah Provinsi Jakarta sebelumnya telah mewaspadai potensi peningkatan kasus DBD selama musim hujan di tahun 2025. Puncak kasus diperkirakan terjadi pada akhir April, mengikuti pola siklus bulanan setelah puncak musim hujan. Faktor-faktor seperti cuaca, kelembaban, dan perilaku masyarakat juga turut memengaruhi penyebaran DBD.

Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk secara rutin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Perlu diketahui pula, nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus dengue, aktif menggigit pada jam-jam tertentu, yaitu antara pukul 08.00–10.00 WIB dan 15.00–17.00 WIB.

Scroll to Top