Antartika, benua es yang luas, selama ini menjadi "gudang" berharga bagi para ilmuwan untuk mengungkap misteri Tata Surya. Hampir 50 ribu meteorit telah ditemukan di sana, dan diperkirakan masih ada ratusan ribu lainnya yang menunggu untuk ditemukan. Setiap meteorit menyimpan cerita unik tentang evolusi Tata Surya kita, termasuk batuan Bulan pertama yang ditemukan di Antartika, membuktikan bahwa material dari benda langit besar bisa mencapai Bumi.
Namun, sebuah studi baru mengungkap ancaman serius terhadap "harta karun" ini. Pemanasan global, dengan segala dampaknya, ternyata mengubur ribuan meteorit di Antartika setiap tahunnya, membuatnya menghilang dari pandangan.
Hilangnya Saksi Bisu Tata Surya
Penelitian yang dipublikasikan di Nature Climate Change memperkirakan bahwa sekitar 5.000 meteorit terkubur setiap tahunnya akibat kenaikan suhu global. Para ilmuwan mengembangkan model yang mengidentifikasi lokasi potensial kemunculan meteorit, berdasarkan faktor-faktor seperti tutupan salju, suhu permukaan, dan kecepatan aliran es. Simulasi menunjukkan bahwa seiring kenaikan suhu, meteorit tenggelam ke dalam es dan menjadi tak terlihat.
"Ini adalah dampak perubahan iklim yang tak terduga," kata seorang ahli glasiologi yang terlibat dalam penelitian ini. "Tempat-tempat ini sangat dingin, tetapi kita tetap sangat memengaruhi arsip Tata Surya yang sangat penting."
Tantangan Perburuan Meteorit di Antartika
Menemukan meteorit di Antartika bukan perkara mudah. Tim peneliti harus menjelajahi wilayah terpencil, tanpa jaminan akan menemukan apa pun. Mayoritas meteorit ditemukan di dekat kaki gunung atau singkapan es, di mana angin kencang menyapu salju dan memperlihatkan es biru yang sangat tua.
Namun, meteorit di permukaan juga rentan menghilang. Ketika suhu sangat rendah, batuan dapat menyerap panas Matahari yang cukup untuk mencairkan es di sekitarnya, menyebabkannya tenggelam. Pembekuan ulang kemudian menjebak meteorit di kantong lelehan es, menyembunyikannya dari pandangan.
Kehilangan Informasi Berharga
Meteorit Antartika menyimpan informasi penting tentang sejarah Tata Surya. Beberapa di antaranya bahkan merupakan sampel dari Mars, mengandung mineral yang mendukung bukti bahwa Planet Merah dulunya hangat dan berair. Meteorit juga memberikan informasi tentang proses-proses awal Tata Surya, seperti apakah gravitasi Jupiter mencegah material dari berbagai wilayah Tata Surya bercampur.
Lebih lanjut, meteorit Antartika cenderung kurang mengalami pelapukan dibandingkan meteorit yang ditemukan di tempat lain. Lingkungan yang dingin dan kering membantu melestarikannya, menjadikannya representasi yang akurat dari kondisi Tata Surya saat terbentuk.
Waktu Semakin Menipis
Simulasi menunjukkan bahwa, berdasarkan perkiraan pemanasan global saat ini, sekitar sepertiga dari meteorit yang terlihat akan tenggelam di bawah es sebelum akhir abad ini. Ini berarti hilangnya total antara 80.000 hingga 250.000 meteorit.
Para ilmuwan menekankan perlunya memprioritaskan area yang diprediksi akan kehilangan meteoritnya lebih cepat. "Kita tidak punya banyak waktu," kata seorang ilmuwan planet. "Kita perlu pergi bersama lebih banyak orang ke lebih banyak tempat untuk menemukan relik-relik itu."