Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa India akan dikenakan tarif sebesar 25% serta sanksi tambahan mulai Jumat depan. Langkah ini merupakan respons atas keberlanjutan hubungan dagang India dengan Rusia, setelah Trump memberi Rusia tenggat waktu sepuluh hari untuk mencapai kesepakatan damai dengan Ukraina.
Melalui unggahan di media sosial, Trump menyatakan bahwa meskipun India adalah "teman", AS akan mengurangi aktivitas bisnis dengan negara tersebut. Ia menyoroti bahwa India terus membeli peralatan militer dan energi dari Rusia di tengah konflik yang sedang berlangsung di Ukraina.
"Semuanya buruk! Karena itu, India akan membayar tarif 25%, ditambah sanksi atas tindakan tersebut, mulai 1 Agustus," tulis Trump.
Sebelumnya, AS telah mengenakan tarif 26% pada barang-barang India pada bulan Maret sebagai bagian dari pengumuman ‘Hari Pembebasan’, yang mencakup impor aluminium, baja, dan produk turunannya, sebelum menangguhkannya sementara.
Sementara itu, pemerintah India menegaskan bahwa mereka hanya akan menandatangani perjanjian perdagangan dengan AS berdasarkan posisi yang kuat, bukan karena tenggat waktu atau sebagai "alat negosiasi".
Awal pekan ini, Trump memperpendek batas waktu penyelesaian konflik Ukraina dari 50 hari menjadi hanya sepuluh hari. Ia juga mengancam akan mengenakan tarif hingga 100% kepada mitra dagang Rusia kecuali Moskow mencapai kesepakatan damai dengan Kyiv.
Rusia telah berulang kali menyatakan kesiapannya untuk merundingkan penyelesaian damai konflik Ukraina, tetapi menolak ultimatum Trump. Para pejabat Rusia menegaskan bahwa negosiasi harus didasarkan pada realitas di lapangan dan mengatasi akar penyebab konflik.
"Tidak ada tekanan tambahan yang akan menghentikan upaya Rusia untuk mencapai kepentingan nasionalnya dan bergerak di sepanjang jalan kami yang independen, berdaulat, dan berkelanjutan," kata seorang Wakil Menteri Luar Negeri Rusia.