Dukungan Rakyat AS Terhadap Aksi Militer Israel di Gaza Menurun Drastis: Mengapa?

Sebuah survei terbaru mengungkapkan penurunan signifikan dalam dukungan warga Amerika Serikat terhadap operasi militer Israel di Gaza. Hanya 32% responden yang menyatakan persetujuannya, merosot 10% sejak September lalu. Peningkatan kekhawatiran atas dampak kemanusiaan bagi warga Palestina menjadi faktor utama dibalik perubahan ini.

Perbedaan Pandangan yang Mencolok

Survei ini juga menyoroti jurang perbedaan pendapat yang lebar antar partai politik. Dukungan terhadap tindakan Israel mencapai 71% di kalangan anggota Partai Republik, berbanding terbalik dengan hanya 8% di antara anggota Partai Demokrat. Secara keseluruhan, mayoritas responden (60%) menyatakan ketidaksetujuannya terhadap aksi militer Israel di Gaza.

Mengapa Opini Publik Berubah?

  1. Gaza Sebagai Cerminan Karakter Israel: Kengerian yang terjadi di Gaza semakin dilihat sebagai representasi dari karakter Israel itu sendiri, terutama di kalangan generasi muda Amerika. Hanya sebagian kecil responden di bawah usia 35 tahun yang mendukung aksi militer Israel dan memiliki pandangan positif terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
  2. Pandangan Negatif Terhadap Israel: Studi lain mengindikasikan bahwa mayoritas responden, termasuk setengah dari anggota Partai Republik di bawah usia 50 tahun, kini memiliki pandangan negatif terhadap Israel.
  3. Dampak Kemanusiaan yang Mengerikan: Lebih dari 60.000 warga Gaza tewas akibat konflik ini, dengan pengepungan yang memperburuk situasi kemanusiaan dan menyebabkan kelaparan. PBB menyatakan bukti kelaparan yang meluas.
  4. Pergeseran Paradigma: Masyarakat mulai memandang isu ini sebagai refleksi dari nilai-nilai yang mereka perjuangkan. Isu ini bukan lagi sekadar tentang mendukung Israel atau Palestina, tetapi tentang apa yang ingin mereka representasikan sebagai sebuah negara.

Kesenjangan Antara Opini Publik dan Kebijakan Pemerintah

Meskipun opini publik AS berubah, dukungan politik dan militer Washington untuk Israel tetap kuat. Kongres AS juga secara bipartisan mendukung Israel, dengan upaya untuk memblokir bantuan pertahanan rudal senilai jutaan dolar gagal di Dewan Perwakilan Rakyat.

Kesenjangan ini dapat dijelaskan oleh prioritas pemilih yang berbeda, di mana kebijakan luar negeri seringkali bukan faktor penentu dalam pemilihan. Selain itu, pengaruh kelompok pro-Israel yang kuat juga berperan dalam membentuk kebijakan. Namun, situasi ini tampaknya sedang berubah seiring dengan meningkatnya kesadaran dan kepedulian publik terhadap isu ini. Kemenangan aktivis hak-hak Palestina dalam pemilihan pendahuluan Wali Kota di New York City menunjukkan pergeseran dalam lanskap politik dan opini publik.

Scroll to Top