Indonesia Menduduki Peringkat Kedua Dunia dengan Kasus TBC Tertinggi

Indonesia kini berada di posisi yang mengkhawatirkan dalam peta global penyakit Tuberkulosis (TBC), menduduki peringkat kedua dunia setelah India. Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) RI, dr. Dante Saksono Harbuwono, saat kunjungan kerja di Ternate, Maluku Utara. Peringkat ini sebelumnya dipegang oleh China, yang telah berhasil menurunkan angka kasus TBC secara signifikan.

"Sekarang Indonesia ada di urutan kedua dunia setelah India. Ini jadi alarm keras untuk kita," tegas Dante.

Skrining TBC menjadi prioritas utama dalam program kesehatan nasional. Hal ini sejalan dengan program strategis Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto untuk mengatasi masalah TBC di Indonesia.

Pemerintah menjalankan strategi quick twin yang berfokus pada identifikasi dini, notifikasi kasus, serta pengobatan yang cepat dan komprehensif di tengah masyarakat. Target ambisius ditetapkan untuk menurunkan 50 persen kasus TBC hingga tahun 2030. Pemerintah optimis target ini dapat dicapai.

Strategi utama dalam mencapai target ini adalah dengan memperluas jangkauan pengobatan dan pencegahan. Banyak keluarga yang terpapar TBC tidak menyadari risiko penularan, sehingga rantai penularan terus berlanjut. Pemerintah berupaya untuk memutus mata rantai tersebut.

Pengendalian TBC memerlukan kolaborasi yang erat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta institusi akademik.

Scroll to Top