PT Toyota-Astra Motor (TAM) memberikan pandangannya terkait fenomena persaingan harga yang ketat antara mobil-mobil asal China di pasar otomotif Indonesia. Beberapa merek asal Tiongkok diketahui menerapkan strategi harga agresif, menjual produk mereka di bawah harga pasar.
Menurut Marketing Planning General Manager TAM, Resha Kusuma Atmaja, Toyota melihat persaingan ini sebagai bagian dari dinamika industri otomotif. Pihaknya berharap kompetisi ini dapat memacu Toyota untuk terus berinovasi dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Resha menjelaskan bahwa setiap pabrikan memiliki strategi masing-masing. Toyota sendiri memandang pasar otomotif Indonesia secara luas, tidak hanya terfokus di kota-kota besar, tetapi juga menjangkau wilayah urban, rural, hingga daerah pedalaman.
Toyota meyakini bahwa kebutuhan konsumen sangat beragam, berbeda antara wilayah perkotaan dan pedesaan. Oleh karena itu, Toyota berusaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara maksimal.
Terkait strategi banting harga yang diterapkan oleh beberapa merek, Toyota hingga saat ini tidak berencana menurunkan harga. Toyota meyakini bahwa konsumen Indonesia membeli mobil bukan hanya untuk jangka pendek, melainkan dengan pertimbangan jangka panjang.
Mobil masih dianggap sebagai barang mewah bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Konsumen akan mempertimbangkan dengan matang apakah suatu mobil sepadan dengan harganya dan seberapa lama mobil tersebut dapat diandalkan. Toyota berupaya memberikan pengalaman menyeluruh kepada konsumen, mulai dari proses pembelian, kepemilikan, hingga penjualan kembali.
Lebih lanjut, Resha menyoroti bahwa sebagian besar mobil China yang terlibat dalam perang harga adalah mobil listrik baterai (BEV). Sementara itu, cakupan BEV saat ini masih terbatas di Pulau Jawa, terutama di Jakarta.
Di luar Jawa, atau bahkan di luar Jakarta, pangsa pasar mobil listrik masih relatif kecil, dengan mayoritas masih didominasi oleh mobil hybrid dan mobil dengan mesin pembakaran internal (ICE). Toyota melihat peluang dalam perkembangan ini dan berupaya menjangkau seluruh lapisan masyarakat Indonesia, tidak hanya fokus pada satu segmen pasar tertentu.