Wacana naturalisasi pemain keturunan kembali menghangat, kali ini melibatkan penyerang Bologna, Thijs Dallinga. Media Korea Selatan bahkan menyebutnya sebagai "bos terakhir" yang bisa melengkapi kekuatan Timnas Indonesia dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Dallinga dinilai sebagai rekrutan paling bergengsi di antara puluhan pemain yang sudah dinaturalisasi atau dalam proses naturalisasi. Kehadirannya di Serie A bersama Bologna, klub yang cukup kompetitif, semakin memperkuat klaim tersebut. Publik berharap Dallinga bisa menjadi alternatif penting di lini depan Timnas, terutama setelah absennya Romeny.
Penampilan Dallinga di Bologna juga menjadi sorotan. Musim ini, ia telah bermain dalam 43 pertandingan di semua kompetisi, mencetak tujuh gol dan memberikan tiga assist. Jika proses naturalisasi berjalan lancar, Dallinga diprediksi akan langsung menjadi pemain termahal di skuad Garuda.
Namun, di balik potensi besar tersebut, terdapat tantangan hukum dan regulasi internasional yang cukup berat.
Hingga saat ini, belum ada bukti otentik yang menguatkan klaim bahwa Dallinga memiliki garis keturunan Indonesia. Meskipun terdapat data dari arsip kolonial Belanda yang menunjukkan marga Dallinga pernah bermukim di Tanjung Priok, bukti tersebut belum cukup kuat secara hukum.
Selain itu, rekam jejak Dallinga bersama Timnas Belanda U-21 menjadi masalah utama. Ia pernah bermain di Euro U-21 pada Juni 2023, saat usianya sudah mencapai 22 tahun. Berdasarkan regulasi FIFA, pemain yang sudah tampil di kompetisi resmi kelompok umur setelah usia 21 tahun tidak memenuhi syarat untuk pindah negara.
Kasus serupa pernah menimpa Maarten Paes, namun PSSI berhasil mengajukan banding ke CAS karena alasan penundaan turnamen akibat pandemi Covid-19. Sayangnya, kasus Dallinga berbeda dan tidak memiliki faktor pemaaf yang sama.
Oleh karena itu, banyak pengamat meragukan apakah PSSI bisa melewati rintangan ini. Apalagi, belum ada pernyataan resmi dari Dallinga maupun PSSI yang mengonfirmasi proses naturalisasi.
Meskipun harapan sempat membumbung tinggi, kenyataan bahwa Dallinga pernah bermain di kompetisi resmi di atas usia yang ditentukan FIFA menjadi kendala yang sulit diatasi. Kecuali ada perubahan kebijakan dari FIFA atau muncul dokumen baru terkait garis keturunan, harapan untuk melihat Dallinga berseragam Garuda sangat tipis. Para pendukung disarankan untuk tidak terlalu berharap banyak.