Waspada DBD: Bukan Sekadar Penyakit Musiman!

Demam Berdarah Dengue (DBD) kini menjadi ancaman nyata sepanjang tahun, bukan lagi sekadar penyakit yang menghantui musim hujan. Para ahli kesehatan mengingatkan bahwa virus dengue siap menyerang siapa saja, tanpa memandang usia atau musim.

"Dengue itu ada sepanjang tahun, bukan cuma pas musim hujan. Siapa saja bisa kena," tegas dr. Atilla Dewanti, SpA(K), Dokter Spesialis Anak Konsultan Neurologi.

Gejala DBD Sering Mengecoh

Gejala DBD sering kali mirip dengan flu biasa, seperti demam tinggi, sakit kepala, mual, nyeri otot, dan ruam. Hal ini seringkali membuat masyarakat terlambat menyadari kondisi yang sebenarnya.

"Kalau telat dikenali, DBD bisa jadi dengue shock syndrome, bahaya sekali!" jelasnya.

Data Kementerian Kesehatan RI mencatat 79.843 kasus DBD dengan 359 kematian hingga pekan ke-25 tahun ini. Case fatality rate (CFR) mencapai 0,45 persen.

Secara global, WHO mencatat lebih dari 14 juta kasus dengue pada tahun 2024, angka tertinggi sepanjang sejarah. Anak-anak dan remaja usia 5–14 tahun menjadi kelompok paling rentan meninggal akibat infeksi ini dalam tujuh tahun terakhir.

Deteksi Dini dan Pencegahan adalah Kunci

Hingga saat ini, belum ada obat yang secara khusus menyembuhkan dengue. Oleh karena itu, pencegahan menjadi langkah terpenting untuk menekan angka kesakitan dan kematian akibat DBD.

"Virus dengue punya empat serotipe. Jadi, seseorang bisa kena lebih dari sekali. Bahkan, infeksi kedua bisa lebih parah dari yang pertama," ungkap Atilla.

Ia menyarankan langkah 3M Plus: menguras, menutup, mendaur ulang, mencegah gigitan nyamuk, dan mempertimbangkan vaksinasi dengue untuk anak-anak maupun dewasa, sesuai rekomendasi dokter.

Keluarga Garda Terdepan Melindungi Anak

Kewaspadaan terhadap DBD juga menjadi perhatian para orang tua. Tasya Kamila, seorang ibu dan public figure, mengungkapkan kekhawatirannya.

"Dengue bukan cuma soal penyakit, tapi soal keselamatan anak-anak kita. Kita tidak pernah tahu kapan virusnya datang. Jadi, pencegahan harus jadi prioritas utama keluarga," tuturnya.

Ia mengajak para orang tua untuk lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan dan mencari informasi yang akurat tentang cara pencegahan dengue.

Saatnya Ubah Cara Pandang

DBD bukan lagi isu musiman. Dengan iklim tropis dan populasi nyamuk Aedes aegypti yang tinggi, Indonesia menghadapi ancaman DBD sepanjang tahun.

Kampanye edukasi dan kerjasama lintas sektor sangat dibutuhkan agar target penurunan kasus dan kematian akibat DBD dapat tercapai, termasuk ambisi mencapai Nol Kematian Akibat Dengue pada 2030.

Scroll to Top