JAKARTA, InfoSAWIT.com – Harga minyak sawit mentah (CPO) di PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) mengalami penarikan (withdraw) pada Kamis (31/7/2025), dengan harga penawaran tertinggi Rp14.525/kg. Ini menandakan penurunan sekitar Rp100/kg atau 0,68% dibandingkan harga CPO pada hari sebelumnya yang mencapai Rp14.625/kg.
Menurut data dari KPBN, harga CPO Franco Belawan dibuka pada Rp14.635/kg, namun terjadi penarikan (WD) dengan harga penawaran tertinggi Rp13.525/kg. Hal serupa terjadi pada harga Franco Dumai, dibuka pada Rp14.635/kg, namun mengalami penarikan (WD) dengan harga penawaran tertinggi Rp13.520/kg.
Di sisi lain, pasar global juga memberikan tekanan pada harga CPO. Bursa Malaysia mencatat pelemahan harga CPO pada perdagangan Kamis, mengakhiri tren positif dua hari sebelumnya. Faktor-faktor seperti pergerakan negatif harga minyak nabati pesaing, kekhawatiran peningkatan produksi, dan melambatnya permintaan ekspor menjadi penyebabnya.
Kontrak CPO acuan untuk pengiriman Oktober di Bursa Derivatif Malaysia turun RM28 atau 0,65%, menjadi RM4.250 per ton metrik (sekitar US$ 1.000) pada penutupan sesi tengah hari.
Pasar minyak nabati global juga menunjukkan tren serupa. Harga kontrak soyoil paling aktif di Bursa Dalian turun 0,61%, sementara harga kontrak minyak sawit di bursa yang sama terkoreksi 0,51%. Harga soyoil di Chicago Board of Trade juga melemah 0,82%. Pergerakan ini mempengaruhi harga CPO karena persaingan dalam pasar minyak nabati global.
Selain itu, harga minyak mentah dunia turut mempengaruhi sentimen pasar. Harga minyak mentah Brent tercatat turun 0,33% ke level US$ 73 per barel. Harga minyak mentah yang lebih rendah membuat penggunaan CPO sebagai bahan baku biodiesel menjadi kurang menarik secara ekonomi.
Meskipun demikian, nilai tukar ringgit—mata uang utama perdagangan sawit—melemah 0,35% terhadap dolar AS, yang secara teoritis membuat harga sawit Malaysia menjadi lebih kompetitif bagi pembeli asing.