Tim peneliti dari Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mengembangkan inovasi pangan berbasis susu yang menjanjikan, yaitu susu fungsional. Produk ini dirancang khusus untuk memberikan manfaat kesehatan di luar nilai gizi yang umum.
Di tengah gaya hidup modern yang serba cepat dan kurang gerak, risiko sindroma metabolik seperti penyakit jantung, stroke, dan diabetes melitus semakin meningkat. Kondisi ini memicu kebutuhan akan solusi pangan yang tidak hanya mengenyangkan, tetapi juga menyehatkan.
Susu fungsional hadir sebagai jawaban. Widodo, ketua tim peneliti, menjelaskan bahwa produk ini mengandung senyawa bioaktif dan mikrobia bermanfaat yang memberikan efek positif bagi kesehatan.
Salah satu inovasi unggulan tim UGM adalah pemanfaatan probiotik asli Indonesia. Lactobacillus casei strain AP, yang berasal dari saluran pencernaan bayi penerima ASI, terbukti efektif menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Produk susu fermentasi dengan probiotik ini kemudian diberi nama "Lowkol" (low kolesterol). Uji pra-klinis pada tikus diabetik dan uji klinis pada individu obesitas (BMI = 32,9; n = 29) mendukung klaim tersebut.
Selain Lowkol, tim UGM juga mengembangkan "Lowcose" (lower blood glucose), produk susu fermentasi yang mengandung Pediococcus acidilactici strain BE. Probiotik ini juga berasal dari sistem pencernaan bayi Indonesia yang mengonsumsi ASI dan terbukti ampuh mengatasi diabetes pada tikus percobaan dengan menurunkan kadar glukosa darah dan memperbaiki fungsi sel beta pankreas.
Kedua produk inovatif ini, Lowkol dan Lowcose, telah mengantongi sertifikat halal dan sedang dalam proses pendaftaran merek. Keduanya juga telah dipamerkan di ajang internasional ILDEX Indonesia 2023 dan Dies Fakultas Peternakan UGM. Inovasi ini diharapkan dapat menjadi solusi alami dalam menekan risiko penyakit metabolik dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.