PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan kinerja yang kontras pada semester pertama tahun 2025. Meskipun pendapatan konsolidasian perusahaan mengalami kenaikan, laba bersih justru mengalami penurunan yang signifikan.
Hingga akhir Juni 2025, BUMI hanya membukukan laba bersih sebesar US$38,55 juta, setara dengan Rp 633,99 miliar. Angka ini merosot tajam sebesar 58,52% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$92,96 juta.
Sebaliknya, dari sisi pendapatan, BUMI mencatatkan pertumbuhan yang positif. Pendapatan konsolidasian perusahaan naik 13,8% menjadi US$677,93 juta, dibandingkan dengan US$595,84 juta pada semester pertama tahun 2024.
Penjualan batu bara masih menjadi kontributor terbesar bagi pendapatan BUMI, dengan nilai US$365,74 juta. Namun, angka ini juga mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar US$378,35 juta. Kabar baiknya, penjualan emas melonjak menjadi US$117,61 juta dari US$60,05 juta, dan penjualan perak juga meningkat menjadi US$3,23 juta dari US$1,22 juta.
Penurunan laba bersih ini disebabkan oleh kenaikan beban pokok pendapatan sebesar 5,3% menjadi US$570,91 juta, yang menekan margin laba kotor perusahaan.
Laba usaha pertambangan BUMI sebenarnya mengalami peningkatan 24,9% menjadi US$55,30 juta dari US$12,31 juta. Akan tetapi, penurunan signifikan kontribusi dari entitas asosiasi dan ventura bersama, yang hanya menyumbang laba bersih US$15,85 juta (jauh lebih rendah dari US$45,02 juta tahun sebelumnya), menjadi faktor utama penurunan laba bersih secara keseluruhan.
Total aset BUMI tercatat sebesar US$3,92 miliar per 30 Juni 2025, mengalami penurunan dibandingkan US$4,16 miliar pada akhir tahun 2024.