Cacingan, sering disepelekan, ternyata masih menjadi momok kesehatan di Indonesia dan negara berkembang lainnya. Dokter gizi klinis menekankan pentingnya konsumsi obat cacing minimal setahun sekali, terutama bagi kelompok berisiko tinggi.
Pemberian obat cacing secara teratur terbukti ampuh menurunkan masalah kesehatan akibat infeksi parasit ini. Pengobatan pencegahan cacing secara massal adalah bagian dari upaya komprehensif mengurangi angka kesakitan akibat infeksi cacing.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan terapi pencegahan cacingan setahun sekali dengan dosis tunggal albendazole 400 mg atau mebendazole 500 mg. Di daerah dengan tingkat infeksi tinggi (lebih dari 20% penduduk terinfeksi), pengobatan sebaiknya dilakukan dua kali setahun.
Infeksi cacing seringkali tidak menunjukkan gejala yang jelas. Namun, dampaknya pada kesehatan tidak boleh diremehkan. Cacing gelang, cacing tambang, dan cacing pita adalah beberapa jenis yang umum menginfeksi manusia.
Infeksi cacing dapat menyebabkan:
- Perdarahan di usus yang memicu anemia.
- Peradangan dan penyumbatan usus, menyebabkan nyeri hebat dan gangguan pencernaan.
- Diare kronis yang menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit penting.
- Gangguan penyerapan gizi yang menyebabkan malnutrisi.
Anak-anak sangat rentan terhadap infeksi cacing, yang dapat menghambat tumbuh kembang karena terganggunya asupan dan penyerapan nutrisi. Pemberian obat cacing secara berkala adalah langkah pencegahan utama.
Siapa Saja yang Perlu Minum Obat Cacing?
Pada dasarnya, semua orang yang tinggal di wilayah berisiko infeksi cacing disarankan menjalani terapi pencegahan, termasuk orang dewasa.
Obat cacing seperti albendazole dan mebendazole relatif aman dan mudah didapatkan di apotek. Sebaiknya, konsumsi sesuai petunjuk tenaga medis.
Pemberian obat cacing secara massal seringkali dilakukan melalui program pemerintah, terutama untuk anak-anak sekolah. Namun, kesadaran untuk rutin mengonsumsi obat cacing secara mandiri tetap sangat penting bagi masyarakat umum.