Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas menunjukkan tanda-tanda pemulihan, didorong oleh ketidakpastian seputar tarif perdagangan menjelang tenggat waktu 1 Agustus. Meskipun demikian, kenaikan ini dibayangi oleh kekhawatiran potensi penurunan harga emas di masa depan.
Pada perdagangan sebelumnya, harga emas global mengalami kenaikan sebesar 0,47% menjadi US$3.290,02 per troy ons. Sempat menyentuh level US$3.300, harga kemudian stabil di kisaran US$3.200.
Kenaikan ini menjadi angin segar setelah penurunan tajam sebesar 1,55% pada hari sebelumnya. Secara bulanan, harga emas mencatatkan penurunan sebesar 0,4%, mengakhiri tren positif yang berlangsung sejak awal tahun.
Pada perdagangan hari ini, harga emas di pasar spot menunjukkan penguatan tipis sebesar 0,04% menjadi US$3.291,39 per troy ons.
Kenaikan harga emas dipicu oleh meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven di tengah ketidakpastian terkait kebijakan tarif. "Kita melihat peningkatan ketidakpastian perdagangan menjelang tenggat waktu tarif 1 Agustus, memicu sedikit peningkatan permintaan terhadap aset safe haven," ujar analis logam senior Zaner Metals.
Perpanjangan kesepakatan dagang antara AS dan Meksiko selama 90 hari memberikan sedikit harapan, meskipun tarif baru untuk impor dari Brasil dan Korea Selatan tetap menjadi perhatian.
Inflasi AS mengalami peningkatan pada bulan Juni, sebagian disebabkan oleh tarif impor yang mulai memengaruhi harga barang. Indeks PCE naik 0,3% setelah kenaikan 0,2% pada bulan sebelumnya.
Sementara itu, The Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga pada level 4,25%-4,50%, mengurangi harapan penurunan suku bunga dalam waktu dekat. Lingkungan suku bunga rendah cenderung menguntungkan emas, karena emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil.
Investor saat ini menunggu rilis data non-farm payrolls AS untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai kebijakan suku bunga The Fed di masa depan.