Trump Geram, Semakin Banyak Negara Berencana Akui Palestina di PBB

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menunjukkan ketidaksenangannya atas meningkatnya jumlah negara yang berencana mengakui negara Palestina pada Sidang Majelis Umum PBB yang akan datang di bulan September 2025. Selain Prancis, Inggris, dan Kanada, kini Portugal menjadi negara keempat yang mengumumkan niat serupa.

Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyatakan bahwa Trump tidak menyetujui langkah beberapa negara, termasuk Inggris dan Prancis, yang ingin mengakui negara Palestina. Menurutnya, tindakan ini justru menguntungkan Hamas, yang dianggap sebagai penghalang utama bagi gencatan senjata dan pembebasan sandera.

Ketika ditanya mengenai potensi penghentian negosiasi AS dengan Hamas, Leavitt menegaskan kembali posisi Trump. Menurutnya, cara tercepat mengakhiri pertempuran di Jalur Gaza adalah dengan menyerahnya Hamas, pembebasan seluruh sandera, dan pengakhiran konflik secara menyeluruh.

Utusan Khusus Presiden AS, Steve Witkoff, dijadwalkan mengunjungi Gaza, Palestina pada Jumat, 1 Agustus 2025, untuk meninjau lokasi distribusi makanan. Kunjungan ini akan didampingi oleh Duta Besar AS untuk Israel, Mike Huckabee. Tujuan utama dari kunjungan ini adalah untuk memastikan rencana pengiriman lebih banyak makanan dan bertemu langsung dengan warga Gaza untuk memahami situasi mengerikan yang mereka hadapi.

Sebelumnya, Witkoff dan Huckabee telah melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang oleh Leavitt disebut sangat produktif. Hasil kunjungan ke Gaza akan segera dilaporkan kepada Presiden untuk mendapatkan persetujuan akhir terkait rencana distribusi makanan dan bantuan ke wilayah tersebut. Rincian lebih lanjut akan diumumkan setelah rencana tersebut disetujui dan diresmikan oleh Trump.

Portugal menjadi salah satu negara yang secara resmi mengumumkan rencana pengakuan negara Palestina. Langkah ini dipertimbangkan sebagai bagian dari prosedur yang dapat diselesaikan selama Sidang Umum PBB ke-80 di New York pada bulan September. Keputusan ini diambil setelah melakukan konsultasi dengan berbagai mitra negara dan menyoroti perkembangan konflik di Jalur Gaza yang sangat memprihatinkan, baik dari sisi kemanusiaan maupun potensi aneksasi wilayah Palestina oleh Israel.

Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, juga telah mengumumkan bahwa Inggris akan mengakui negara Palestina pada September mendatang, menandai perubahan sikap dari sekutu dekat Israel ini.

Scroll to Top