Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ngawi memperkuat strategi pencegahan HIV/AIDS dengan fokus pada komunitas Lelaki Seks Lelaki (LSL), kelompok yang teridentifikasi memiliki risiko tinggi. Langkah ini diambil melalui pemetaan mendalam dan edukasi intensif yang dirancang khusus untuk menjangkau komunitas tersebut.
Tujuan utama dari inisiatif ini adalah untuk menemukan individu yang berisiko, menyediakan informasi akurat tentang pentingnya tes HIV, membuka akses ke layanan kesehatan yang tersedia, serta memberikan panduan praktis tentang langkah-langkah pencegahan yang efektif. Dinkes juga menggandeng Karang Taruna dan menyasar remaja di sekolah-sekolah dengan melibatkan petugas program di setiap Puskesmas.
Bagi anggota komunitas LSL yang terdiagnosa positif HIV, Dinkes memberikan pendampingan psikososial yang komprehensif dan akses ke pengobatan yang diperlukan. Lebih lanjut, dilakukan upaya notifikasi pasangan, yaitu mengidentifikasi dan menghubungi pasangan seksual dari Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) untuk menawarkan edukasi, konseling, dan pemeriksaan HIV.
Pengelola Program HIV/AIDS dan IMS Dinkes Ngawi menjelaskan bahwa pihaknya bekerja sama dengan tokoh-tokoh kunci dalam komunitas LSL untuk memfasilitasi penjangkauan yang efektif.
"Jika hasil tes pasangan negatif, kami akan terus memantau secara berkala setiap tiga bulan selama perilaku berisiko masih ada," ujarnya.
Melalui program ini, Dinkes Ngawi berharap dapat meningkatkan kesadaran di kalangan komunitas LSL dan mendorong perubahan positif dalam perilaku kesehatan seksual dan reproduksi.
Dinkes Ngawi menegaskan komitmennya untuk terus menjalankan berbagai program kesehatan yang menyasar kelompok rentan dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat, dengan tujuan memberikan pendidikan kesehatan yang berkualitas.