Misteri Kematian Diplomat Muda Terlilit Lakban: Titik Terang atau Pertanyaan Baru?

Kasus tragis yang menimpa Arya Daru Pangayunan, seorang diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), terus menjadi sorotan publik. Ia ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya di kawasan Jakarta Pusat dengan kondisi yang mengundang tanda tanya besar: tubuhnya terlilit lakban.

Setelah beberapa waktu penyelidikan, Polda Metro Jaya akhirnya merilis sejumlah barang bukti yang diharapkan dapat mengungkap tabir kematian Arya Daru. Konferensi pers di Aula Satya Haprabu Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro menjadi ajang pengungkapan bukti-bukti tersebut.

Barang bukti yang diperlihatkan antara lain: celana biru, sebuah Macbook Air A1466, laptop Dell, DVR Hikvision, dan gulungan lakban kuning. Selain itu, terdapat kotak cokelat berisi daftar barang bukti tambahan seperti plastik bening dari koper merah, gelas kaca, gulungan lakban kuning, plastik yang disita penyidik, dan kantong plastik bening.

Tidak ketinggalan, polisi juga menyertakan barang bukti berupa perlengkapan mandi seperti body wash, foaming wash, solon daily, dan sunblock. Sebuah plastik putih berisi bekas makanan ringan juga ditemukan bersama sejumlah alat kontrasepsi dan pelumas merek Vivo.

Lebih lanjut, ditemukan pula ponsel Samsung Note 9, enam SD card, beberapa flash disk, kartu akses gerbang, dan kartu akses kamar guest house Gondia.

Meski dengan dirilisnya barang bukti ini, banyak yang berharap kasus kematian Arya Daru akan segera menemui titik akhir, namun tak sedikit pula yang justru mempertanyakan relevansi dan signifikansi dari barang-barang tersebut.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Arya Daru ditemukan tak bernyawa di kamar kosnya di kawasan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa, 8 Juli 2025. Kondisinya saat ditemukan sangat memprihatinkan: tergeletak di kasur dengan kepala terlilit lakban kuning dan tubuh tertutup selimut biru.

Dari olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), polisi menyita gulungan lakban, kantong plastik, dompet, bantal, sarung celana, dan pakaian milik korban. Selain itu, ditemukan pula obat sakit kepala dan obat lambung. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya sidik jari ADP pada lakban yang melilit kepalanya.

Sehari setelah penemuan jenazah, polisi menemukan tas ransel milik Arya Daru di rooftop Gedung Kemlu. Tas yang ditemukan di lantai 12, tepatnya di samping tangga darurat menuju rooftop itu berisi obat-obatan pribadi, laptop, dan berbagai peralatan kantor. Selain tas ransel, ditemukan pula tas belanjaan Uniqlo berisi pakaian yang baru dibeli.

Menurut keterangan dari Kasubbid Penmas Bid Humas Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak, sebelum menuju rooftop, Arya Daru sempat berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Pusat. Ia naik lift hingga lantai 12, kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan tangga darurat menuju rooftop.

Meskipun enggan membeberkan secara rinci jenis obat-obatan yang ditemukan, Reonald menyebutkan adanya surat rawat jalan dari salah satu rumah sakit umum di Jakarta pada Juni 2025. "Soal riwayat penyakit, itu masuk ranah privasi, jadi tidak bisa saya sampaikan," ujarnya.

Kasus kematian Arya Daru masih menyisakan misteri. Apakah barang bukti yang dirilis polisi dapat mengungkap kebenaran di balik kematiannya, atau justru memunculkan pertanyaan-pertanyaan baru yang semakin memperumit penyelidikan? Waktu yang akan menjawabnya.

Scroll to Top