Jakarta – Masyarakat diimbau untuk tidak mempercayai informasi yang beredar mengenai Gerhana Matahari Total yang diklaim akan terjadi pada 2 Agustus 2025 dan menyebabkan Bumi gelap selama 6 menit. Informasi ini dipastikan tidak benar.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa gerhana Matahari terjadi ketika Bulan menghalangi cahaya Matahari sehingga tidak semua sampai ke Bumi. Fenomena ini terjadi saat Matahari, Bulan, dan Bumi berada dalam satu garis lurus, biasanya pada fase bulan baru.
Namun, berdasarkan data BMKG, fase bulan baru pada Agustus 2025 jatuh pada tanggal 23 Agustus, dan tidak ada gerhana Matahari yang terjadi pada tanggal tersebut, baik di Indonesia maupun di belahan dunia lainnya.
BMKG mencatat bahwa sepanjang tahun 2025, hanya akan ada empat peristiwa gerhana, yaitu:
- Gerhana Bulan Total pada 14 Maret 2025, yang dapat disaksikan di Indonesia bagian timur pada fase akhir gerhana total.
- Gerhana Matahari Sebagian pada 29 Maret 2025, yang tidak dapat dilihat dari Indonesia.
- Gerhana Bulan Total pada 7 September 2025, yang dapat dilihat dari Indonesia.
- Gerhana Matahari Sebagian pada 21 September 2025, yang tidak dapat dilihat dari Indonesia.
Informasi dari NASA menunjukkan bahwa gerhana Matahari yang akan terjadi pada tanggal 2 Agustus adalah Gerhana Matahari Total pada 2 Agustus 2027, bukan tahun 2025. Gerhana ini juga tidak akan melewati wilayah Indonesia. Jalur totalitas gerhana pada 2 Agustus 2027 akan melintasi Maroko, Spanyol, Algeria, Libya, Mesir, Arab Saudi, Yaman, dan Somalia.
BMKG menegaskan bahwa isu mengenai Gerhana Matahari Total pada 2 Agustus 2025 yang menyebabkan Bumi gelap selama 6 menit adalah tidak benar atau hoax. Gerhana Matahari Total hanya menyebabkan kegelapan di wilayah tertentu di Bumi yang tertutup oleh bayangan umbra Bulan.