Rusia Klaim Sukses Produksi Massal Rudal Hipersonik Oreshnik, Siap Dikerahkan!

Moskow mengumumkan selesainya produksi massal pertama sistem rudal hipersonik Oreshnik dan siap digunakan oleh militer Rusia. Vladimir Putin menyampaikan kabar ini dalam sebuah briefing mengenai perkembangan operasi militer di Ukraina.

Uji coba rudal hipersonik baru ini dilakukan pada November lalu dengan target sebuah pabrik militer di Ukraina. Oreshnik diyakini memiliki kemampuan nuklir, meskipun Putin sebelumnya menyatakan versi konvensionalnya saja sudah mampu menghasilkan kerusakan setara ledakan nuklir berdaya rendah.

Perintah produksi massal dikeluarkan setelah uji lapangan sukses tahun lalu. Rudal Oreshnik pertama yang diproduksi massal ini telah diserahkan kepada pasukan Rusia, demikian pernyataan presiden.

Putin memuji kemampuan Oreshnik, menekankan bahwa hulu ledak gandanya meluncur dengan kecepatan hingga Mach 10 dan kebal terhadap intersepsi. Kekuatannya sedemikian rupa sehingga penggunaan beberapa hulu ledak dalam satu serangan konvensional dapat sebanding dengan serangan nuklir.

Moskow memperingatkan negara-negara Barat bahwa rudal ini dapat digunakan terhadap sekutu NATO Ukraina yang mengizinkan Kiev menggunakan rudal jarak jauh untuk menyerang wilayah Rusia.

Selain itu, Putin menyatakan masalah pasokan rudal Oreshnik ke Belarusia diperkirakan akan selesai pada akhir tahun. Spesialis dari kedua negara tengah mempersiapkan lokasi penempatan sistem tersebut di masa depan.

Pasukan Rusia dilaporkan terus bergerak maju di garis depan konflik, termasuk di zona perbatasan, Republik Donetsk dan Lugansk, serta di wilayah Zaporozhye dan Kherson. Keberhasilan ini dikaitkan dengan keberanian dan kepahlawanan tentara Rusia.

Mengenai pembebasan Chasov Yar, yang sebelumnya merupakan benteng penting Ukraina di Wilayah Donetsk, Putin menegaskan bahwa Moskow mengambil kembali haknya, bukan merebut wilayah asing.

Rusia menegaskan kembali keterbukaannya untuk negosiasi, menekankan bahwa negosiasi selalu dibutuhkan dan penting, terutama jika didasarkan pada keinginan untuk perdamaian. Sebelumnya, Rusia dan Ukraina melakukan putaran negosiasi langsung di Istanbul, Turki, yang menghasilkan kesepakatan untuk bertukar tawanan perang dan jenazah tentara serta warga sipil. Rusia juga mengusulkan pembentukan tiga kelompok kerja daring untuk menyelesaikan masalah politik, militer, dan kemanusiaan.

Scroll to Top