Mantan Tentara Bayaran AS Ungkap Kekejaman Sniper Israel di Gaza: "Mereka Tembaki Anak-Anak yang Kelaparan"

Anthony Aguilar, seorang mantan anggota pasukan khusus Angkatan Darat AS yang pernah bekerja sebagai kontraktor militer, membuat pernyataan mengejutkan tentang tindakan sniper Israel di Gaza. Dalam sebuah wawancara, Aguilar mengungkapkan bahwa sniper Israel selalu siaga untuk menembak mati anak-anak Palestina yang tidak bersenjata. Bahkan, ia mengklaim bahwa perusahaan tentara bayarannya melarangnya untuk menghalangi tindakan tersebut.

Aguilar, yang merupakan mantan Baret Hijau, menceritakan sebuah insiden mengerikan di mana seorang letnan kolonel Israel memerintahkannya untuk menurunkan anak-anak Palestina dari bahu seorang pria agar tidak terhimpit kerumunan orang yang kelaparan. Ketika Aguilar menolak, perwira Israel tersebut mengancam akan memerintahkan sniper untuk membunuh anak-anak tersebut.

"Salah satu kontraktor kami, seorang Amerika yang bisa berbahasa Ibrani, memberi tahu saya bahwa perwira itu memerintahkan para penembak jitu untuk menghabisi anak-anak ini," kata Aguilar.

Setelah insiden itu, Aguilar mengatakan bahwa atasannya di perusahaan tentara bayaran, Safe Reach Solutions (SRS), menegurnya karena menentang perintah klien. Aguilar kemudian mengetahui bahwa klien mereka sebenarnya adalah IDF (militer Israel).

Aguilar juga menggambarkan lokasi bantuan kemanusiaan sebagai "perangkap maut yang dirancang" untuk memikat warga sipil yang putus asa dengan bantuan, hanya untuk mengekspos mereka pada kekerasan. Ia mengklaim bahwa setiap kali ada distribusi bantuan, rumah sakit di Gaza selatan kebanjiran korban luka dan tewas.

"Amerika Serikat mengirimkan bantuan, dan kami memancing mereka masuk. Lalu ketika mereka pergi, mereka ditembaki," ujarnya.

Aguilar, seorang veteran Angkatan Darat selama 25 tahun, mengatakan bahwa ia memutuskan kontraknya karena merasa penting bagi publik Amerika untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Gaza. Ia menyatakan bahwa ia telah menyaksikan kekejaman yang dilakukan dengan menggunakan uang pajak Amerika.

"Saya melihatnya dengan mata kepala sendiri," tegasnya. "Siapa yang akan Anda percayai? Orang yang ada di sana ketika anak laki-laki itu terbunuh?"

Pernyataan Aguilar telah menimbulkan reaksi keras dan memicu seruan untuk penyelidikan independen atas dugaan kejahatan perang di Gaza.

Scroll to Top