Investasi Jumbo China Rp 19 Triliun untuk Proyek DME di Kalimantan: Solusi Pengganti Impor LPG?

Kabar baik datang dari Kalimantan! Sebuah perusahaan asal Tiongkok menunjukkan minat besar untuk menanamkan modal sebesar US$ 1,2 miliar, atau setara dengan Rp 19,7 triliun, dalam proyek gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME). Proyek ambisius ini diharapkan dapat menjadi solusi efektif untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor LPG.

Menurut informasi yang disampaikan oleh seorang pejabat tinggi Kementerian ESDM, proyek ini akan dikerjakan di Kalimantan. Menariknya, perusahaan China tersebut tidak akan bekerja sendiri, melainkan akan bermitra dengan perusahaan swasta dalam negeri. Namun, identitas kedua perusahaan yang terlibat masih dirahasiakan.

Alasan ketertarikan investor China ini tak lepas dari potensi keuntungan yang menjanjikan. Tingkat pengembalian investasi (IRR) yang ditawarkan proyek ini sangat menarik, yaitu di atas 15%, bahkan dengan menggunakan batu bara berkualitas rendah. Struktur pendanaan proyek ini juga menarik, karena sepenuhnya didanai oleh investor, tanpa melibatkan investasi negara.

Pemerintah sendiri memang tengah fokus mengembangkan proyek gasifikasi batu bara menjadi DME sebagai bagian dari upaya hilirisasi. Studi kelayakan awal (pra-FS) telah diselesaikan dan diserahkan kepada pihak terkait untuk ditindaklanjuti.

Rencananya, proyek industri DME ini akan tersebar di enam lokasi strategis, yaitu Bulungan, Kutai Timur, Kota Baru, Muara Enim, Pali, dan Banyuasin. Total nilai investasi untuk keenam proyek tersebut diperkirakan mencapai Rp 164 triliun. Selain itu, proyek ini juga berpotensi menciptakan lapangan kerja bagi sekitar 34.800 orang.

Scroll to Top