Rusia Produksi Massal Rudal Hipersonik Oreshnik, Belarus Jadi Lokasi Penempatan

Jakarta – Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengumumkan bahwa produksi rudal hipersonik terbaru mereka, Oreshnik, telah dimulai. Belarus, sekutu dekat Rusia, dipilih sebagai lokasi penempatan rudal mematikan ini.

Keputusan menempatkan Oreshnik di Belarus menimbulkan kekhawatiran serius bagi negara-negara Uni Eropa dan Ukraina, mengingat kedekatan geografis Belarus dengan kedua wilayah tersebut.

Pengumuman ini disampaikan Putin saat bertemu dengan Presiden Belarus, Alexander Lukashenko, di Pulau Valaam, dekat St Petersburg. Putin menyatakan bahwa persiapan penempatan rudal sedang berjalan dan diperkirakan akan selesai sebelum akhir tahun ini.

Putin dengan bangga mengklaim bahwa rudal Oreshnik memiliki kemampuan luar biasa, mampu melesat ke target dengan kecepatan Mach 10, membuatnya sangat sulit untuk dicegat oleh sistem pertahanan udara mana pun. Ia juga menambahkan bahwa kekuatan destruktif Oreshnik setara dengan serangan nuklir meskipun hanya menggunakan hulu ledak konvensional.

Menurut keterangan dari pejabat militer Rusia, Oreshnik memiliki jangkauan yang dapat mencapai seluruh wilayah Eropa, yaitu antara 500 hingga 5.000 kilometer, cukup untuk mencapai target di Inggris dan Prancis. Bahkan, media Rusia melaporkan bahwa rudal ini dapat mencapai pangkalan udara di Polandia dalam 11 menit dan markas NATO di Brussels dalam 17 menit.

Rudal Oreshnik dapat membawa hulu ledak konvensional maupun nuklir. Rusia pertama kali menggunakan rudal ini dalam serangan terhadap Ukraina pada November tahun lalu, menargetkan sebuah pabrik di Dnipro. Serangan tersebut menyebabkan ledakan dahsyat yang berlangsung selama tiga jam, namun tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.

Sejak invasi Rusia ke Ukraina, Putin telah berulang kali memperingatkan negara-negara Barat untuk tidak ikut campur dalam konflik atau terus memasok senjata ke Ukraina. Ia bahkan mengancam akan menggunakan Oreshnik jika AS dan sekutunya mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh untuk menyerang wilayah Rusia.

Scroll to Top