Benjolan di Payudara Belum Tentu Kanker, Ini Penjelasannya!

Banyak wanita panik saat menemukan benjolan di payudara. Namun, tahukah Anda? Tidak semua benjolan di payudara merupakan indikasi kanker. Hal ini penting untuk dipahami agar tidak langsung mengambil kesimpulan yang menakutkan.

Menurut seorang dokter spesialis penyakit dalam, langkah pertama yang perlu dilakukan saat menemukan benjolan di payudara adalah biopsi. Biopsi akan membantu menentukan apakah benjolan tersebut bersifat ganas (kanker) atau jinak. Hasil biopsi ini sangat krusial dalam menentukan langkah pengobatan selanjutnya.

Pemeriksaan yang tepat juga memungkinkan dokter untuk mengidentifikasi jenis kanker yang diderita. Informasi ini penting untuk menentukan apakah pasien memerlukan terapi hormonal atau radiasi setelah operasi, atau bahkan kombinasi kemoterapi dan radiasi. Pemeriksaan imunohistokimia (IHK) dapat membantu menentukan jenis obat yang paling efektif untuk pasien.

Tidak semua penderita kanker payudara harus menjalani mastektomi radikal (pengangkatan seluruh payudara). Biopsi dan pemeriksaan awal dapat membantu mengecilkan ukuran kanker. Dengan demikian, operasi yang dilakukan bisa lebih minimal, tanpa harus mengangkat seluruh payudara.

Meskipun ada dokter yang menyarankan pengangkatan payudara, pasien berhak untuk bersikap kritis dan mempertimbangkan opsi untuk mempertahankan payudaranya.

Bagi wanita berusia di atas 40 tahun, disarankan untuk melakukan USG dan mamografi secara rutin untuk memantau kondisi payudara. Jika terdeteksi adanya keganasan, biopsi harus dilakukan untuk menentukan langkah penanganan selanjutnya.

Sebagai pasien, Anda berhak untuk sabar dan tidak terburu-buru mengambil keputusan untuk operasi. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan informasi yang lengkap dan mempertimbangkan semua opsi pengobatan yang tersedia.

Scroll to Top